Studi Temukan Risiko Rendah Penularan COVID-19 di Bioskop
- Times of India
VIVA – Sebuah studi baru dari Jerman menemukan bahwa penularan COVID-19 di bioskop termasuk berisiki rendah. Hal itu lantaran adanya ventilasi di bioskop yang cukup untuk mencegah terjadi penyebaran virus di lingkungan teater.
Dikutip dari laman Celluloid Junkie, Studi itu dipimpin oleh Institut Fraunhofer untuk Fisika Bangunan (Fraunhofer IBP) di Jerman telah menemukan bahwa ventilasi bioskop biasa cukup untuk memastikan minimnya risiko infeksi COVID-19 di lingkungan teater.
Proyek yang disebut 'CineCov' itu bermula untuk menguji dispersi partikel aerosol di auditorium bioskop melalui pengukuran dan pengujian yang ketat dan komprehensif.
Dengan gelombang baru infeksi COVID di Jerman dan di tempat lain, studi ini tujuannya adalah untuk memahami bagaimana lingkungan dalam ruangan yang aman dan membuat risiko penularan diminimalkan.
Bersama dengan Universitas Angkatan Bersenjata Federal dan mitra lainnya, sebuah situs pengujian disiapkan di dalam bioskop Neues Rex di Munich, tempat mereka melakukan pengukuran komprehensif dan mengevaluasi berbagai skenario melalui simulasi fisik.
Fokusnya adalah bahwa setiap aerosol menular yang berpotensi dilepaskan oleh penonton dengan cepat dihilangkan oleh sistem ventilasi bioskop yang ada. Hal itu terbukti dari proyek CineCov itu.
“Udara yang dipanaskan oleh orang-orang naik ke atas. Terutama yang disebut ventilasi perpindahan khas untuk bioskop memanfaatkan efek ini,” kata Profesor Dr. Gunnar Grün, manajer proyek CineCov, dalam ringkasan temuan awal.
“Ini memiliki keuntungan yang menentukan bahwa aerosol dan virus yang dikandungnya dapat dihilangkan secara efektif,” jelasnya.
Temuan ini akan digunakan untuk praktik kebersihan yang direvisi dan rekomendasi untuk bioskop yang sedang dikembangkan bersama dengan Institute for Occupational Medicine, Safety Engineering and Ergonomics (ASER), menggunakan alat dari Fraunhofer Singapura dan Fraunhofer Austria yang akan lebih mengoptimalkan panduan pengunjung, misalnya di area lobby dan area lain di mana orang berkumpul.
"Bagi kami, sulit untuk memahami mengapa bioskop lebih taat pada peraturan akses yang jauh lebih ketat daripada, misalnya, restoran. Analisis ilmiah saat ini membuktikan bahwa bioskop dapat dioperasikan dengan aman untuk orang-orang dengan risiko infeksi yang rendah," terang penggagas CineCov, Dr. Thomas Negele.
Thomas yang juga mantan presiden SPIO dan operator bioskop di Straubing melanjutkan bahwa hasil studi ini harus menjadi fokus kita semua untuk menstandardisasi langkah-langkah keamanan terbaik hari ini untuk masa depan.
"Oleh karena itu, tujuan kami adalah menjadikan bentuk budaya film yang paling indah ini menjadi pengalaman yang lebih aman bagi semua orang dan juga memberikan landasan yang lebih bernuansa kepada pembuat kebijakan,” tegasnya.