Studi: Vaksin Pfizer Tak Mempan Lawan Varian COVID-19 Omicron

Ilustrasi vaksin COVID-19
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Studi menemukan, vaksin Pfizer tak efektif melawan varian baru COVID-19, Omicron, yang saat ini sedang meluas di dunia. Studi terbaru itu bahkan menemukan, vaksin Pfizer bisa mencapai 40 kali tak efektif menghalau varian Omicron.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Strain super mutan itu telah menyebar ke seluruh dunia. Afrika Selatan pertama kali memperingatkan dunia tentang hal itu pada 23 November 2021. Para ahli telah menemukan  orang yang sebelumnya telah terinfeksi COVID-19 dapat tertular Omicron.

Kini studi dari tes laboratorium telah menemukan, vaksin Pfizer tidak berhasil melawan jenis baru dibandingkan dengan varian yang lain. Ahli virologi di Institut Penelitian Kesehatan Afrika, yang memimpin penelitian, Profesor Alex Sigal, mengatakan, vaksin tersebut terlihat mengalami penurunan efektivitas yang drastis.

Bio Farma Raih Kontrak Ekspor Vaksin Rp 1,4 Triliun, Erick Thohir Dorong Produksi

Ilustrasi vaksin COVID-19.

Photo :
  • The Conversation

"Ada penurunan yang sangat besar dalam netralisasi varian Omicron dibandingkan dengan jenis COVID sebelumnya," tutur Prof Sigal dikutip dari laman The Sun.

Vaksin HFMD Sudah Ada, Berapa Efikasinya untuk Cegah HFMD atau Flu Singapura?

Namun, terlepas dari bahaya dan kesuraman itu, tes juga masih membuktikan  vaksin masih berhasil menghentikan penularan. Laboratorium menguji darah dari 12 orang yang telah divaksinasi dengan vaksin Pfizer/BioNTech.

Penelitian menunjukkan, darah dari lima dari enam orang yang telah divaksinasi serta sebelumnya terinfeksi COVID-19 masih menetralkan varian Omicron. Meski, para ahli mengamati penurunan 41 kali lipat dalam tingkat antibodi penetralisir terhadap varian Omicron. Prof Sigal juga menegaskan, data awal dari penelitian ini belum peer review.

Ilustrasi Vaksin COVID-19.

Photo :
  • Kaspersky

"Angka tersebut kemungkinan akan disesuaikan setelah lab melakukan lebih banyak eksperimen," tutur Prof Sigal lagi 

Varian Omicron, pertama kali terdeteksi di Afrika selatan bulan lalu, telah memicu alarm secara global akan lonjakan infeksi lainnya, dengan lebih dari dua lusin negara dari Jepang hingga Amerika Serikat melaporkan kasus tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia pada 26 November mengklasifikasikannya sebagai "varian yang menjadi perhatian" tetapi mengatakan tidak ada bukti yang mendukung perlunya vaksin baru yang dirancang khusus untuk mengatasi varian Omicron dengan banyak mutasinya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya