Penemu Vaksin COVID-19 Prediksi Pandemi Mendatang Lebih Mematikan
- vstory
VIVA – Varian Omicron menjadi kekhawatiran baru bagi warga dunia terkini. Namun, belum reda situasi saat ini, penemu vaksin COVID-19 memprediksi akan hadir pandemi yang lebih menular dan mematikan.
Salah satu pencipta vaksin Oxford-AstraZeneca Prof Dame Sarah Gilbert, telah memperingatkan, pandemi di masa depan bisa lebih mematikan daripada krisis COVID-19 saat ini. Hal itu Prof Dame sampaikan saat Kuliah Richard Dimbleby ke-40 dan mengatakan perlu ada lebih banyak dana untuk kesiapsiagaan pandemi itu.
"Ini bukan kali terakhir virus mengancam hidup dan mata pencaharian kita. Sebenarnya, yang berikutnya bisa lebih buruk. Bisa lebih menular, atau lebih mematikan, atau keduanya," tutur Prof Dame dikutip dari BBC News.
"Kita tidak bisa membiarkan situasi di mana kita telah melalui semua yang telah kita lalui, dan kemudian menemukan bahwa kerugian ekonomi yang sangat besar yang kita alami berarti bahwa masih belum ada dana untuk kesiapsiagaan pandemi," tambahnya.
“Kemajuan yang telah kita buat, dan pengetahuan yang telah kita peroleh, tidak boleh hilang," tegas Prof Dame.
Berbicara tentang varian Omicron, dia mengatakan protein lonjakannya mengandung mutasi yang diketahui meningkatkan penularan virus. Prof Dame juga memperingatkan vaksin bisa kurang efektif terhadap varian Omicron. Untuk itu, ia menambahkan bahwa orang harus berhati-hati sampai lebih banyak diketahui tentang varian tersebut.
"Tetapi ada perubahan tambahan yang mungkin berarti antibodi yang diinduksi oleh vaksin, atau oleh infeksi varian lain, mungkin kurang efektif dalam mencegah infeksi dengan Omicron. Sampai kita tahu lebih banyak, kita harus berhati-hati, dan mengambil langkah untuk memperlambat penyebaran varian baru ini," kata Prof Dame.
Namun, Prof Dame mengatakan pengurangan perlindungan terhadap infeksi dan penyakit ringan tidak berarti pengurangan perlindungan terhadap penyakit parah dan kematian. Dia juga menyerukan agar kemajuan pesat yang terlihat dalam pengiriman vaksin dan obat-obatan selama pandemi menjadi norma.
"Tidak ada alasan mengapa vaksin flu universal tidak dapat dikembangkan untuk menghapus ancaman dari influenza mendatang," ujar Prof Dame.