Varian Omicron 2 Kali Lebih Menular pada Penyintas COVID-19

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Pixabay/Tumisu

VIVA – Varian Omicron setidaknya 2,4 kali lebih mungkin untuk menginfeksi ulang orang yang sudah sembuh COVID-19. Para peneliti menemukan bahwa varian ini memiliki kemampuan "substansial" untuk membelokkan kekebalan pada orang yang sebelumnya terinfeksi virus tersebut.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Hal itu terungkap dalam studi internasional pertama sejak varian baru ditemukan oleh Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan. NCID memperingatkan dalam laporannya bahwa Omicron berpotensi terhadap lonjakan besar dalam kasus COVID-19.

Dikutip dari laman The Health Site, Data NICD kemarin menunjukkan 11.535 kasus baru COVID-19 tercatat dalam 24 jam terakhir, melonjak 368 persen dari hari sebelumnya.

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

"Kami menemukan bukti peningkatan substansial dan berkelanjutan dalam risiko infeksi ulang yang sementara konsisten dengan waktu munculnya varian Omicron di Afrika Selatan. Ini menunjukkan bahwa varian itu memiliki peningkatan kemampuan untuk menginfeksi individu yang sebelumnya terinfeksi (penyintas COVID-19)," tutur peneliti.

Kebal Vaksinasi?
Hanya seperempat orang di Afrika Selatan yang sepenuhnya divaksinasi, tetapi gelombang infeksi sebelumnya dari jenis COVID lainnya telah membangun kekebalan alami. Infeksi sebelumnya sebelumnya diketahui dapat memangkas risiko tertular COVID.

Kedekatan Trump dan Putin Bocor, Sering Teleponan hingga Kirim Alat Tes COVID-19

Tetapi Provinsi Gauteng, di mana 80 persen orang telah dites positif sebelumnya - tetap menjadi pusat ledakan kasus di Afrika Selatan saat ini oleh varian baru.

Virus Omicron

Photo :
  • Times of India

Rawat inap juga meroket 180 persen dalam seminggu terakhir, dengan 98 pasien COVID-19 dirawat dibandingkan dengan 274 pasien kemarin. Namun peneliti masih terus mengidentifikasi apakah varian tersebut kebal terhadap vaksin yang ada saat ini.

"Kebal dari infeksi sebelumnya, apakah Omicron juga dapat menghindari kekebalan yang diturunkan dari vaksin, memiliki implikasi penting bagi kesehatan masyarakat secara global," tegas peneliti.

Peneliti NICD mengatakan ada 35.670 infeksi ulang dari 2.796.982 kasus yang diperiksa sejak Maret lalu. Studi menyimpulkan bahwa risiko infeksi ulang Omicron secara substansial lebih tinggi daripada varian Beta dan Delta selama gelombang kedua dan ketiga.

"Implikasi dari makalah ini adalah bahwa Omicron akan mampu mengatasi kekebalan alami dan mungkin vaksin yang diinduksi ke tingkat yang signifikan," terang Profesor Paul Hunter, dari The Norwich School of Medicine, University of East Anglia.

"Tapi, derajatnya masih belum jelas. Ketidakpastian besar lainnya adalah apakah ini meningkatkan risiko penyakit parah, masuk rumah sakit, dan kematian," imbuhnya.

Senada, Anne von Gottberg, ahli mikrobiologi di NICD, mengatakan sekitar 75 persen sampel yang diurutkan adalah Omicron. Hasilnya pun tak jauh beda dengan penelitian internasional tersebut di mana vaksin saat ini mengalami penurunan kekebalan pada omicron.

"Infeksi sebelumnya digunakan untuk melindungi terhadap Delta tetapi sekarang dengan Omicron tampaknya tidak demikian," jelasnya.

Virus Corona atau Covid-19.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Indonesia once faced the challenges of the Covid-19 pandemic. As part of an effort to provide early prevention it, can be done by an app.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2024