Awas, Usia Ini Paling Rentan Kena Varian Omicron
- Times of India
VIVA – Para ilmuwan pertama kali menemukan varian baru COVID-19, B.1.1.529 atau Omicron di Afrika Selatan, setelah Institut Nasional Penyakit Menular (NICD) setempat mendeteksi infeksi varian tersebut berasal dari Bostwana.
Selain Afrika Selatan, Omicron telah terdeteksi di Eropa dan kasus telah meningkat secara eksponensial di beberapa negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lembaga nasional lainnya, saat ini sedang menganalisis varian terbaru COVID-19 ini lebih jauh.
Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, dr. Angelique Coetzee, memberikan pembaruan mengenai perkembangan terbaru dari kasus varian Omricon. Dia mengatakan kepada Reuters bahwa dia telah menerima 7 pasien varian Omicron pada 18 November 2021.
"Sebagian besar penderita penyakit ini (Omricon) berusia 40 tahun ke bawah," kata dokter yang pertama kali menemukan kasus Omricon itu, dikutip VIVA dari laman Express, Senin 6 Desember 2021.
Kendati demikian, gejala yang ditimbulkan tidak perlu dikhawatirkan. Sebab menurut Coetzee, sejauh ini sebagian besar gejalanya tergolong ringan.
"Keluhan klinis yang paling dominan adalah kelelahan selama satu atau dua hari. Sakit kepala, nyeri tubuh serta nyeri yang menyertainya juga menjadi tanda-tandanya, namun masih sama seperti infeksi virus lainnya," tutur dia.
NICD mencatat, peningkatan angka rawat inap justru di antara bayi berusia dua tahun. Sebuah rumah sakit di Tshwane, provinsi Gauteng Afrika Selatan, telah menerima 52 pasien bayi, antara tanggal 14 - 28 November 2021.
Hal itu menjadikan bayi menjadi kelompok usia yang paling mendominasi dari total 452 pasien yang diterima di Afrika Selatan selama periode tersebut.
Namun, dokter masih belum bisa memastikan apakah infeksi yang diderita semua pasien itu didominasi oleh varian Omicron atau tidak. Hal itu karena, tidak hanya COVID-19, tapi kasus flu juga meningkat di Tshwane.
Terlepas dari itu, jumlah anak dengan penyakit parah, masih lebih rendah dibanding usia di atas 60-an. Tetapi, para ilmuwan memperingatkan, Omicron bisa menjadi strain yang dominan.
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, Dr. Rochelle Walensky, mengatakan, ada kemungkinan Omicron bisa mengalahkan varian Delta.
"Data awal menunjukkan, itu mungkin varian yang lebih menular daripada Delta," kata dia.