3 Tips Psikolog untuk Remaja Menstruasi yang Gampang Baper

ilustrasi remaja.
Sumber :
  • pexels

VIVA – Berdasarkan teori psikologi perkembangan “Erikson’s 8 stages of psychosocial development”, masa remaja adalah masa pencarian identitas diri. Pada masa ini, remaja memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi independen dari keluarga, membentuk body image yang positif, diakui dan diterima oleh lingkungan sosial, serta benar-benar membentuk identitas yang sesuai. Maka dari itu, penting sekali bagi remaja untuk bisa diterima, diakui, dan menjadi bagian dari lingkungan sosialnya. 

Intip Aksi Hijau yang Dilakukan Marcella Zalianty Jolene Marie Rotinsulu, dan Jola Sharon

Psikolog klinis Tara de Thouars, BA, M.Psi menjelaskan, jika isu-isu seperti bullying, penolakan, dan penilaian negatif dari lingkungannya menjadi hal yang dapat sangat mengganggu emosinya, atau istilah yang sering digunakan adalah ‘baper’. Tidak hanya itu, mereka juga bisa mengalami role confusion. Kondisi ini membuat remaja menjadi tidak bisa menampilkan potensinya secara maksimal, tidak percaya diri, dan menghambat perkembangan secara keseluruhan.  

"Apalagi memasuki masa puber yang ditandai dengan menstruasi, secara biologis remaja perempuan pasti mengalami perubahan hormon yang dapat mempengaruhi mood," jelas Tara dalam acara virtual launch Hers Protex Cinnamoroll Daily Comfort, Kamis 2 Desember 2021.

Profesor Lingkungan Apresiasi Gagasan Calon Wali Kota Bogor Atang soal Wisata Pekarangan

Ilustrasi remaja.

Photo :
  • Pixabay

Tara kemudian menambahkan, agar remaja bisa melewati masa tersebut dengan positif, mereka harus bisa menyadari bahwa setiap orang unik dan spesial. Maka, mereka harus bisa berhenti untuk membandingkan diri dengan orang lain.

Blu by BCA Digital Tawarkan Solusi Keuangan Praktis untuk Remaja

Selain itu, mereka harus fokus pada tujuan diri. Misalnya, menemukan passion diri lalu fokus pada passion itu.

Begitu pun dalam bersosial media yang rentan memicu 'baper', buatlah batasan tertentu misalnya mengatur waktu bermain sosial media. Atau, memblokir teman-teman tertentu yang memicu baper.

"Jaga mood positif, buat pilihan untuk membuat perasaan nyaman, bahagia, berpikir positif. Kalau mood gak enak, cari cara agar bisa jadi lebih nyaman, bisa melakukan me time, dengerin musik," kata Tara.

Jika, baper terjadi saat melalui masa menstruasi, Evelyn Elrica Setiawan, Brand Representative Hers Protex, memberikan salah satu solusi yaitu memilih pembalut yang tepat.

Menurutnya, ada dua hal yang perlu diperhatikan saat memilih pembalut, yaitu nyaman dan aman. Aman bisa dilihat dari sertifikasi Kementerian Kesehatan yang menjamin bahwa produk pembalut itu dijamin.

"Menstrasi mempengaruhi mood, ada yang sakit, ada yang biasa saja tapi mood terjadi karena itu perubahan alamiah. Perubahan alamiah tidak bisa dicegah. Tapi, beberapa hal bisa dilakukan agar mood menjadi bagus salah satunya adalah melihat hal-hal yang lucu atau kawai," ujarnya.

PT Etiga Mobility Indonesia (E3 Mobility)

Indonesia dan Tantangan Emisi Karbon, Mengapa Kita Harus Peduli?

Mengurangi emisi karbon tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat dan sektor industri.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024