Catat, 5 Langkah Jitu Cegah Stunting & Gizi Buruk Sejak Dini

Gerakan Nasional Indonesia Bebas Stunting 2030
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Stunting masih menjadi isu besar bagi bangsa Indonesia. Stunting sendiri merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak yang mengalami gizi buruk, infeksi dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. 

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI mendapati prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada anak balita di Indonesia mencapai 17,7 persen.

Sedangkan stunting mencapai 30,8 persen, yang berarti bahwa 3 dari 10 anak Indonesia mengalami stunting. Selain itu, diperkirakan bahwa 70% dari anak-anak usia sekolah (5-12 tahun) hanya menyerap sebagian kecil nutrisi dari makanan mereka sehari-hari.

Sementara itu, berdasarkan data puskesmas di wilayah Jakarta Timur, ditemukan sebanyak 413 kasus stunting dari 73 Puskesmas kelurahan di wilayah Jakarta Timur.

Selain itu, tercatat ada 1208 kasus gizi kurang dari 71 Puskesmas Kelurahan di wilayah Jakarta Timur. Melihat angka tersebut, stunting sendiri harus dicegah.

Jika kondisi tersebut tidak tertangani, Sumber Daya Manusia Indonesia akan berdampak di masa mendatang. Beberapa dampak dari stunting adalah, gangguan pertumbuhan memiliki konsekuensi fungsional yang merugikan pada anak.

Ini termasuk penurunan perkembangan kognitif, fisik, bahasa dan sensorik-motorik. Kemudian juga penurunan kapasitas produktif dan kesehatan yang buruk, berat badan yang berlebihan di masa kanak-kanak.

Tak hanya itu, stunting juga memiliki efek jangka panjang pada individu dan masyarakat, kognisi dan kinerja pendidikan yang buruk, upah orang dewasa yang rendah, kehilangan produktivitas dan peningkatan risiko penyakit kronis terkait gizi di masa dewasa seperti diabetes.

Stunting pun dapat dicegah sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun atau bisa disebut juga sebagai periode 1000 hari pertama kehidupan (HPK).

Berikut ini adalah beberapa cara mencegah stunting pada anak seperti dilansir dari laman resmi promkes.kemenkes.go.id

1. Memenuhi Kebutuhan Gizi sejak Hamil
Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter.

Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.

2. Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
Ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, Veronika Scherbaum menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati.

Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.

Selain itu, membiasakan anak-anak usia 5-12 tahun mengonsumsi susu juga penting. Sebab pada usia tersebut mereka membutuhkan kalsium yang tinggi, karena mereka akan mengalami pubertas dan tumbuh kembang fisik yang signifikan.

Inovasi dan Adaptasi Teknologi Informasi Penting Bagi Program PKK

Untuk itu, PT Frisian Flag Indonesia (FFI) sebagai perusahaan produk bergizi berbasis susu turut berpartisipasi mendukung pemerintah dalam upaya membantu menekan angka stunting di wilayah Jakarta Timur.

Penyaluran donasi 2 ton susu bubuk Pertumbuhan SUSU BENDERA® yang diterima langsung oleh Ketua Tim Penggerak PKK Jakarta Timur Diah Anwar beserta Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Timur Fredy Setiawan di kantor Walikota Jakarta Timur, Kamis 25 November 2021.

Empowering Communities and Technology to End Stunting in Indonesia

Corporate Affairs Director FFI Andrew F. Saputro mengatakan kolaborasi dari berbagai pihak merupakan kunci dalam upaya menekan angka stunting di Indonesia.

FFI melalui Susu Bubuk Pertumbuhan SUSU BENDERA® mendukung penuh upaya pemerintah dalam mengentaskan stunting, dalam hal ini melalui Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur.

Kunjungan ke Jayawijaya, Wamendagri Ribka Ingatkan Bahaya Stunting bagi Anak-Anak

“Penyaluran donasi ini merupakan bentuk komitmen FFI dalam upaya memberikan gizi yang baik bagi masyarakat. Pasalnya, susu merupakan salah satu sumber protein hewani terbaik yang mudah diserap tubuh yang dapat membantu meningkatkan status gizi anak-anak Indonesia. Kami berharap melalui donasi ini dapat membawa manfaat bagi anak-anak yang membutuhkan dan dapat diduplikasi oleh banyak pihak, demi mewujudkan Indonesia yang sehat, sejahtera dan selaras,” kata Andrew dalam keterangan yang diterima VIVA, Jumat 26 November 2021.

3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI Sehat
Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting.

WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.

4. Terus Memantau Tumbuh Kembang Anak
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak.

Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.

5. Selalu Jaga Kebersihan Lingkungan
Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting.

Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya