Imunoterapi Kanker Paru Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien

kanker paru-paru.
Sumber :
  • www.medis.web.id

VIVA – Kanker paru menjadi penyebab sekitar 11 persen atau 2.206.771 kasus baru kanker dan kematian akibat kanker nomor satu di dunia dan di Indonesia penyebab 8,8 persen atau 34.783 kasus baru (GLOBOCAN 2020). Dari kejadian kanker paru tersebut, lebih dari 80 persen merupakan tipe kanker paru Sel Bukan Kecil (non small cell lung cancer atau NSCLC) dan sekitar 40 persen dari NSCLC terjadi mutasi reseptor pertumbuhan epidermal (EGFR).

Teknologi Baru di Mandaya Royal Hospital, Mengurangi Beban Pasien Kanker

Setelah ditemukan kanker paru, rata-rata kesintasan 5-tahunan atau presentase pasien hidup sekurangnya lima tahun adalah sebesar 21 persen. Rata-rata kesintasan 5-tahunan untuk laki-laki sebesar 17 persen, sedangkan untuk wanita sebesar 24 persen. Adapun kesintasan 5-tahunan untuk NSCLC sebesar 25 persen, dibandingkan dengan 7 persen untuk kanker paru sel kecil.

Meski memiliki tingkat kematian akibat kanker paru cukup tinggi, namun kanker paru bisa diobati dengan catatan bisa dideteksi sedini mungkin. Hal itu diungkap oleh spesialis penyakit dalam dan konsultan hematologi onkologi medik, Dr. Ralph Girson Ginarsa, SpPD-KHOM.

Labu Siam dapat Mencegah Penyakit Kanker? Ini Dia Makanan Sehat yang Bisa Jadi Pertahanan Tubuh!

"Yang harus dilakukan adalah deteksi dini, di kanker semakin cepat tahu semakin baik," ungkap dia dalam virtual conference, Jumat 26 November 2021.

paru terkena kanker

Photo :
  • U-Report
Penderita Kanker Rektum Takut Kehilangan Fungsi Anus dan Tak Bisa BAB, Ini Penyebab dan Gejalanya

Lebih lanjut, untuk pengobatan kanker paru terbagi menjadi dua. Pertama, pengobatan lokal dan pengobatan sistemik. Sebelum membicarakan pengobatan, melakukan diagnostik begitu penting untuk menentukan treatment yang tepat bagi pasien.

"Dalam dunia kanker diagnostik yang confirm itu penting sehingga tahu treatment yang tepat bagi pasien. Kalau masih dalam stadium awal pengobatan lokal dengan operasi, kalau misalnya sudah stadium lanjut, sistemik ini meliputi terapi target, kemoterapi ataupun juga imunoterapi yang baru," jelas dia.

Untuk jenis NSCLC pada stadium awal (stadium I) di mana kanker masih berada pada salah satu organ paru, terapi dilakukan dengan pembedahan dan dapat dilanjutkan dengan kemoterapi untuk mengurangi risiko kambuh. Opsi lain setelah pembedahan dapat dilakukan terapi radiasi.

Pada stadium II, kelenjar getah bening yang terdapat kanker dan kanker yang ada diangkat, kemudian diikuti dengan kemoterapi, dan kemungkinan dengan imunoterapi. Opsi lainnya juga dilakukan radiasi.

Pada stadium IIIA, NSCLC telah berukuran lebih dari 7 cm atau telah mengena jaringan getah bening diantara dua organ paru, maka terapi dilakukan dengan radiasi, kemoterapi, dan atau pembedahan bergantung pada ukuran tumor, lokasi di paru, kesehatan pasien, serta daya tahan pasien.

Pada stadium IIIB, NSCLC telah menyebar ke kelenjar getah bening pada paru lainnya atau pada leher maupun struktur lainnya di dada. Kanker ini tidak dapat diangkat hanya dengan pembedahan, namun dengan kemoradiasi. Imunoterapi diberikan jika kanker dapat terkendali setelah 2 kali kemoradiasi. Pasien yang kurang sehat hanya diberikan radiasi saja atau kemoterapi saja.

Pada stadium IV, kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain dan menjadi sulit untuk disembuhkan. Terapi paliatif diberikan dengan fokus pada pengurangan rasa nyeri seperti dengan terapi fotodinamik (PDT) atau terapi laser. Namun jika kondisi pasien kuat, pengobatan atau perawatan dengan pembedahan, kemoterapi, terapi target, imunoterapi, maupun radiasi.

"Imunoterapi merupakan salah satu yang relatif baru berusaha menetralisir sel imun. Di dalam dunia kanker ada ekspresi sama sel imun berusaha memakan sel kanker. Tantangan dulu belum tahu kapan pemberian ini, sekarang diketahui dua tahun treatment-nya mengingat terapi ini sangat mahal," kata dia.

Menimbang panjangnya proses penyembuhan kanker paru NSCLC, Dr. Ralph mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan kanker paru utamanya dengan berhenti merokok dan deteksi dini kanker paru.

“Kanker dapat disembuhkan jika ditemukan dan segera dirawat oleh dokter pada stadium awal. Selain itu, dibarengi dengan penerapan pola hidup sehat, makan makanan bergizi, tidak mengonsumsi alkohol, berolahraga secara teratur, cukup istirahat dan jauhi stres,” ungkap Ralph.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya