Waduh, Selingkuh Tanda Gangguan Kejiwaan?
- Pixabay
VIVA – Tindakan perselingkuhan belakangan ini sudah bukan menjadi hal yang tabu di kalangan masyarakat. Bahkan tidak sedikit dari para selingkuhan yang memproklamirkan hubungan terlarang mereka di media sosial.
Apakah perselingkuhan merupakan sebuah tanda dari gangguan mental? Lantas seperti apa pandangan ahli terkait dengan perselingkuhan?
Spesialis Kedokteran Jiwa, Dr.dr. Dharmawan Ardi Purnama, Sp.KJ, menjelaskan, perselingkuhan merupakan suatu hubungan di luar komitmen pernikahan. Tetapi sering kali juga perselingkuhan ini terjadi saat mereka pacaran.
"Terus dia ada hubungan dengan orang lain dia selingkuh juga karena pacaran dianggap udah jadian sudah komitmen sehingga kalau ada sesuatu yang menghianati, membohongi sering kali bisa dimasukkan ke dalam kategori selingkuh," kata dia dalam program Hidup Sehat tvOne plus, Jumat 26 November 2021.
Lebih lanjut, perselingkuhan yang berawal dari media sosial belakangan ini juga menjadi perhatian. Dijelaskan oleh Dharmawan bahwa perselingkuhan yang diawali dari media sosial ini bukan realita sesungguhnya.
Sebab kata dia, media sosial hanya menampilkan sisi yang baiknya saja.
"Sering kali orang itu (yang berselingkuh) terbawa oleh ilusi yang bagus tentang sosok lain, ketika itu dia bandingkan dengan pasangannya, kemudian muncul arus fantasi-fantasinya, persepsi semu yang dianggap yang bagus gini mulai terjadi perselingkuhan yang diawali dari perasaan lama-lama tumbuh perselingkuhan fisik, ada juga orang yang adiksi seksual dia gak pakai perasaan cari fisik seseorang. Beberapa bentuk konteks perselingkuhan," kata dia.
Lebih lanjut, perselingkuhan yang terjadi berkali-kali diungkap Dharmawan merupakan salah satu tanda adanya gangguan psikologis pada diri seseorang.
"Kalau ada orang yang berselingkuh berkali-kali itu, ada orang karena suasana atau situasi, namanya jatuh cinta irrasional tbtb jatuh cinta ga sengaja akhirnya selingkuh, ini khilaf. kalau berkali-kali berarti ada yang salah ada sesuatu yang kurang yang dia cari apalagi kalau sampai menjadi dorongan yang sifatnya obsesif implusif ada ide mesti dituruti, ini akan menjadi disfungsi dan distress ini gangguan," kata dia.
Lebih lanjut, perselingkuhan yang terjadi karena adanya gangguan kepribadian pada diri seseorang tidak selalu melibatkan hati ketika berselingkuh. Dharmawan menyebut bahwa ada perselingkuhan yang hanya terjadi karena dorongan seksual.
"Ilmu psikoseksual, selingkuh fisik bisa saja hanya nafsu liat fisik sehingga suka main perempuan yang cocok dengan bayangannya. Satu lagi ada masalah kepribadian, ini sangat melibatkan emosi, jadi orangnya sensitif, kelihatan mudah marah, badmood biasanya seperti ini sudah melibatkan perasaan, contohnya diperhatikan dipuji di sana main perasaan, atau orang narsistik begitu ada pasangan yang memuji, mendahulukan, langsung perasaannya main," jelas dia.