Banyak Kekosongan Obat untuk COVID-19, Mahasiswa Farmasi Lakukan Ini
- Freepik/freepik
VIVA – Keberadaan UU Kefarmasian dan Kemandirian Farmasi Nasional sangat dinantikan dan dibutuhkan bangsa Indonesia. Sediaan farmasi adalah salah satu unsur ketahanan bangsa, ini dibuktikan pada saat kita menghadapi masa pandemi COVID-19, banyak terjadi kekosongan obat yang terkait dengan upaya penyembuhan penyakit akibat terinfeksi virus COVID-19, maupun vitamin dan obat-obatan yang digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Tidak kalah pentingnya adalah perhatian terhadap penggunaan obat yang rasional, terutama penggunaan antimikroba secara bijak, untuk meningkatkan keselamatan pasien (patient safety).
Selain untuk meningkatkan ketahanan nasional dengan upaya kemandirian di bidang farmasi dengan mengurangi ketergantungan bahan baku obat dari luar negeri, Undang Undang ini juga menjadi dasar hukum bagi pemerintah dalam memfasilitasi dan memberikan insentif bagi pengembangan sediaan farmasi produksi dalam negeri serta menjamin dan memberikan kepastian hukum bagi apoteker, dalam menjalankan praktik kefarmasian yang merupakan masa depan mahasiswa calon apoteker yang tergabung dalam organisasi ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia).
Atas dasar hal tersebut, Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia memberikan dukungan penuh atas rencana kegiatan aksi ISMAFARSI yang diselenggarakan pada Jumat, 19 November di Gedung DPR RI. Aksi akan melibatkan segenap mahasiswa farmasi di seluruh Indonesia.
Dukungan tersebut dituangkan dalam surat bernomor B1.1086/PP.IAI/1822/XI/2021, yang ditandatangani oleh Ketua Umum PP IAI, apt Drs Nurul Falah Eddy Pariang serta Sekjen apt Nofendri Roestam, SSi.
‘’PP IAI mendukung penuh kegiatan adik-adik ISMAFARSI dalam menyampaikan aspirasi ke DPR RI, sepanjang dilakukan sesuai peraturan yang berlaku, menjaga ketertiban umum dan menerapkan protokol kesehatan,’’ ungkap Ketua Umum PP IAI, apt Drs Nurul Falah Eddy Pariang dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA.
Menurut Nurul Falah, PP IAI memandang penting kegiatan ini dalam rangka mendorong DPR RI agar berkenan menjadikan RUU Kefarmasian dan Kemandirian Farmasi Nasional ke dalam Prolegnas Prioritas tahun 2022 dilanjutkan dengan pembahasan yang pada saatnya disahkan menjadi Undang-undang.
Sejauh ini berbagai upaya telah dilakukan oleh PP IAI dalam mewujudkan RUU Kefarmasian dan Kemandirian Farmasi Nasional, yaitu :
1. Menyampaikan Naskah Akademik dan draft awal RUU Kefarmasian dan Kemandirian Farmasi Nasional kepada Alat Kelengkapan DPR RI (Pimpinan, Komisi IX, Badan Legislasi dan Fraksi)
2. Menyampaikan permohononan audiensi kepada Alat Kelengkapan DPR RI, 12 Kementerian/Lembaga dan DPD
3. Mendapatkan kesempatan beraudiensi dengan Fraksi dan kementerian/Lembaga, diantaranya :
a. Fraksi PKS (21 September 2021)
b. Fraksi PKB (23 September 2021)
c. Fraksi PAN (23 September 2021)
d. LKPP (12 Oktober 2021)
e. Kemenko Perekonomian (19 Oktober 2021)
f. Ditjen Farmalkes Kemenkes RI (4 November 2021)
g. Kemenko PMK (9 November 2021)
4. Menghimpun masukan dari stakeholder untuk penyempurnaan muatan RUU (on going).
Nurul Falah berharap agar kegiatan aksi tersebut dapat dijamin aman, lancar, tertib dan terkendali, serta aspirasi ISMAFARSi ini dapat diterima dan ditindaklanjuti oleh DPR RI sebagaimana harapan kita bersama.
Sementara itu, Sekjen ISMAFARSI, Damas Raja mengatakan, aksi yang dilakukan mulai pukul 13.30 wib tersebut akan diikuti oleh sekitar 400 mahasiswa farmasi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
‘’Aksi ini merupakan tindak lanjut Tuntutan Tritura Farmasi (Tri Tuntutan Rakyat Farmasi) pada saat Hari Kesehatan Nasional, 12 November 2021, dengan tuntutan memasukan dan mendesak RUU Kefarmasian masuk dalam pembahasan Prolegnas Prioritas 2022,’’ ungkap Damas mengenai aksi yang akan mengambil rute Gelora Bung Karno – Depan TVRI – Palmerah – DPR RI ini. ISMAFARSI menuntut Tritura Sebagai Revolusi Farmasi Untuk Kesehatan Negeri.
Damas mengungkap bahwa RUU Kefarmasian bukan kepentingan ISMAFARSI, farmasi, atau apoteker. Melainkan kepentingan kesehatan masyarakat secara umum. Maka dari itu Aliansi Organisasi Mahasiswa Kesehatan(AOMKI) juga turut mendukung kegiatan tersebut.
‘’Aksi ini juga menuntut agar paling lambat satu bulan setelah hari ini, ISMAFARSI dan IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) sebagai organisasi profesi serta leading sector elemen kefarmasian duduk bersama dengan DPR RI dalam menyempurnakan draft tersebut.