Pandemi Picu Depresi hingga Sulit Tidur, Ini Trik Mengatasinya

Ilustrasi wanita/marah/stres.
Sumber :
  • Freepik/wayhomestudio

VIVA – Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik tapi juga kesehatan mental. Tak sedikit yang berujung pada gangguan secara psikis lantaran banyaknya berita buruk serta minim interaksi sosial.

Spesialis Kejiwaan ini Ungkap Alasan Kenapa Banyak Generasi Sandwich Banyak yang Stres

Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), 66 persen dari 1305 Responden mengalami masalah depresi dan sebanyak 80 persen dari 182 hasil swaperiksa mengalami gejala stres paska trauma psikologis karena mengalami atau menyaksikan peristiwa tidak menyenangkan terkait COVID-19. 

Depresi dapat berpengaruh buruk pada kesehatan karena dapat menurunkan kesehatan fisik dan salah satu gejala utamanya adalah gangguan tidur. Gangguan tidur menyebabkan seseorang memiliki kualitas atau kuantitas tidur yang rendah. Padahal kualitas dan kuantitas tidur sangat memengaruhi imunitas dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. 

Sambangi KPK, Dr Tirta Diminta Lakukan Ini

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr. (Cand) dr. Inggrid Tania, M.Si mengatakan bahwa selama pandemi ini sebanyak 22 persen orang menyatakan kualitas tidurnya memburuk akibat kejadian terkait COVID-19 yang menyebabkan kecemasan. Kualitas dan kuantitas tidur sangat penting karena dapat memengaruhi sistem imun, mood, kebiasaan makan, kesehatan kulit, hingga working memory.

"Dibandingkan dengan kuantitas tidur, kualitas tidur lebih penting karena lebih dominan dalam mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan," ujarnya dalam keterangan pers Antangin Goodnight, Kamis, 18 November 2021.

Usia Muda, Tapi Sering Lupa? Ini 8 Kebiasaan yang Harus Dihindari

Dokter Inggrid menambahkan, untuk mendapatkan kuantitas tidur yang baik, kebanyakan orang dewasa membutuhkan 7 hingga 9 jam tidur di malam hari. Sedangkan kualitas tidur mengacu pada seberapa baik kualitas tidur malam.  

"Tanda kita memiliki kualitas tidur yang baik adalah tidak terbangun di tengah malam atau hanya terbangun 1 kali, dan dapat tidur kembali dalam waktu 20 menit setelah terbangun," bebernya.

Cara jaga kualitas tidur

Ilustrasi tidur nyenyak.

Photo :
  • U-Report

Lebih lanjut dokter Inggrid Tania menjelaskan bahwa banyak cara yang bisa ditempuh untuk memperbaiki kualitas tidur, antara lain dengan cara mengonsumsi herbal. Kombinasi passion flower, valerian, dan jahe menghasilkan efek yang sinergistik dalam menginduksi tidur, meningkatkan total sleep time, memperbaiki kualitas tidur serta membantu mencegah dan mengatasi efek buruk akibat kurang tidur seperti masuk angin dan penurunan imunitas.

"Passion flower dan valerian memiliki efek menekan aktivitas sistem saraf pusat dengan cara mengikat reseptor GABA (gamma-aminobutyric) dalam otak, melepaskan GABA dan menghambat degradasi GABA yang dapat menenangkan (soothing), antispasmodik (melemaskan otot yang tegang), dan antinyeri sehingga membantu mengatasi ketegangan saraf, spasme otot, kolik usus, migrain, neuralgia, gangguan cemas dan insomnia," terangnya.

Ilustrasi bangun tidur.

Photo :
  • Pexels/Unsplash

Senada, Chief Business Development and R&D PT Deltomed Laboratories, apt. Drs. Victor S. Ringoringo, S.E., M.Sc., mengatakan, pihak Deltomed yakin kesehatan fisik dan kesehatan mental dimulai dari tidur berkualitas. Hadirnya Antangin Good Night menunjukkan bentuk komitmen Deltomed untuk terus mendukung kesehatan dan kualitas tidur masyarakat di tengah masa pandemi COVID-19. 

"100 persen herbal dengan kandungan passion flower, valerian, dan jahe berfungsi meningkatkan kualitas tidur dan meredakan masuk angin dengan sensasi hangat," tuturnya.

Produk ini diketahui telah memperoleh sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia dan telah memiliki izin edar dari Badan POM RI. Aman untuk dikonsumsi dewasa hingga lansia. Konsumsi 2 tablet sebelum tidur dan 4 tablet sebelum tidur jika memiliki gangguan tidur.

Ilustrasi Kelelahan, Ngantuk, bekerja, begadang

Di Balik Topeng Keberhasilan: Kisah Nyata Burnout di Dunia Finansial

Kondisi fatigue ini bukan hanya soal kelelahan fisik, tetapi lebih mendalam, mencakup kelelahan mental yang akhirnya mengganggu produktivitas dan kesejahteraan pekerja. 

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024