Pencegahan Dini Kanker Prostat, Skrining Usia 40 Hingga Raba Dubur
- U-Report
VIVA – Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono didiagnosa mengidap kanker prostat dan kini penyakit itu menjadi perbincangan hangat. Bukan tanpa alasan, seringkali pengidap kanker prostat datang ke dokter saat stadium akhir.
Penemuan kanker prostat di stadium akhir kerap menurunkan peluang harapan hidup pasien. Faktanya, penemuan kanker prostat di stadium awal melalui deteksi dini dapat meningkatkan angka harapan hidup hingga 80 persen. Untuk mendeteksi dini bisa dilakukan dengan berbagai cara.
"Paling sering pasien datang dengan keluhan gangguan berkemih. Kita lakukan skrining prostat tapi juga kanker dengan meraba prostat dari dubur dengan jari. Dan periksa marker PSA. Dengan itu bisa deteksi dini," ujar Dokter Spesialis Urologi, Prof. dr. Chaidir Arif Muchtar SpU(K), PhD, dalam acara Hidup Sehat, TvOne, baru-baru ini.
Gangguan berkemih itu, kata Prof Chaidir, biasanya menjadi tanda pada gejala kanker prostat stadium satu. Pada stadium dua, biasanya gangguan berkemihnya lebih jelas dan stadium tiga disertai rasa nyeri.
"Nyeri di perut bagian bawah atau kemaluan. Stadium 4 ada nyeri di tulang karena berkaitan dengan lokasi penyebaran, biasanya di sumsum tulang belakang," ucap Prof Chaidir.
Skrining juga bisa dilakukan apabila ada keturunan kanker prostat seperti pada ayah atau paman atau kakeknya. Sebaiknya jika ada faktor keturunan, lakukan skrining sejak usia 40 tahun dan bila tanpa ada faktor risiko segera skrining di usia 50 tahun.
"Karena di usia 80 tahun, 80 persennya mengalami pembesaran prostat, baik itu kanker ganas, setengah ganas, atau sangat ganas," terangnya.
Selain deteksi dini, pada dasarnya kanker prostat bisa dicegah sejak awal dengan pola hidup yang baik. Sebab, rata-rata kasus kanker prostat didominasi oleh pria yang tinggal di negara dengan asupan tinggi daging.
"Penyebab kanker prostat memang banyak salah satunya kemungkinan diet. Dihubungkan dengan diet karena di negara-negara yang diet tinggi daging, protein daging cukup banyak jumlah kanker prostat cukup tinggi. Misal di Eropa, Amerika atau Australia. Di negara Asia yang lebih banyak masak sayuran, daging gak terlalu banyak, jumlah kanker prostat gak terlalu banyak," kata Prof Chaidir.