Bahaya Diabetes dan Hipertensi, Picu Bayi Lahir Prematur
- pixabay
VIVA – Setiap orangtua pasti menginginkan bayinya bisa lahir dengan sehat dan bugar. Namun tak sedikit kendala yang timbul di masa kehamilan dan memicu bayi lahir prematur sehingga berdampak pada tumbuh kembang si kecil.
Menyambut World Prematurity Day yang jatuh pada 17 November, dokter spesialis anak konsultan perinatologi yang berpraktik di RS Pondok Indah, Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp. A (K) mengatakan, berbagai faktor bisa memengaruhi bayi lahir prematur.
Ada pun bayi prematur merupakan kelahiran bayi yang terjadi di usia kandungan sebelum mencapai 37 minggu.
"Tensinya tinggi, waktu hamil gulanya tinggi, terus waktu hamil infeksi. Nah itu pasti berpengaruh terhadap kehidupan janin dan bayi saat lahir," ujar dokter Rinawati, dalam acara virtual bersama RSPI, Selasa 16 November 2021.
Menurut Rinawati, gula darah yang tinggi biasanya terjadi saat sebelum atau ketika sedang di masa kehamilan dan itu menjadi dua kondisi berbeda. Pada kondisi gula darah tinggi saat kehamilan, terjadi akibat perubahan metabolisme dalam tubuh.
"Kehamilan ubah sistem metabolisme jadi gula darah tinggi. Beberapa saat sesudah melahirkan (gula darah) turun sendiri. Seberapa kadar gula yang bahaya biasanya yang tidak terkontrol (acuannya berbeda di tiap rumah sakit)," imbuh Rinawati.
Lebih dalam, kondisi diabetes saat hamil pada dasarnya bisa diobati dengan menjaga pola makan, berolahraga rutin, serta mengonsumsi obat tertentu. Di sisi lain, jika kondisi gula darah sudah tinggi sebelum hamil, sebaiknya para moms konsultasi lebih dulu pada dokter agar mencegah dampak pada si kecil.
"Jadi imbauan saya tuh kalau hamil ya disiapkan. Bukan hanya siap finansialnya, tapi fisik si ibu," kata dokter Rinawati.