Kata Dokter: Wanita Lebih Sering Migrain, Ini Gejala dan Sebabnya
- Pixabay/ RobinHiggins
VIVA – Selama ini, banyak orang menganggap bahwa migrain adalah sakit kepala sebelah. Padahal, itu salah besar. Spesialis saraf, dr. Zicky Yombana, Sp.S, menjelaskan, migrain merupakan sakit kepala berdenyut hebat dan bukan sakit kepala sebelah.
Menurut dr. Zicky, perburukan migrain bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain cahaya dan suara. Selain itu, migrain juga bisa dicetuskan oleh beberapa makanan. Apa saja contohnya?
"Contohnya seperti vetsin, cokelat atau keju. Dan migrain ini lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki," ujarnya berbicara di Youtube VDVC health, dikutip VIVA, Senin 15 November 2021.
Zicky menambahkan, gejala yang paling khas dari migrain adalah sakit kepala berdenyut hebat, di mana pasien tidak bisa melakukan aktivitas lagi. Dan durasinya berlangsung sekitar 4-72 jam.
"Jadi, kalau ada yang merasakan sakit kepala lebih dari seminggu, sudah pasti bukan migrain," tegas dia.
Zicky lebih lanjut memaparkan, menurut data statistik, migrain digolongkan ke dalam sakit kepala primer atau sakit kepala tidak berbahaya. Meski jenis sakit kepala ini kerap mengganggu, namun migrain tidak tergolong berbahaya. Lalu, mengapa migrain lebih banyak menyerang wanita?
"Memang lebih sering terjadi pada wanita, yang membuat ini terjadi karena faktor keturunan. Yang kedua, ini juga dipengaruhi oleh hormonal dan ini cenderung tidak stabil pada wanita dibanding pria. Itulah sebabnya migrain lebih sering terjadi pada perempuan," ungkapnya.
Sedangkan penyebab dari migrain sendiri, menurut Zicky, secara teori penyebabnya sangat banyak.
"Tapi yang pasti adanya gangguan pembuluh darah di otak yang bersifat reversible, ini dipengaruhi oleh beberapa pencetus, misalnya keju, cokelat atau vetsin. Tapi selain yang tiga ini juga masih mungkin. Jadi, hanya pasiennya yang tahu kalau setelah mengonsumsi apa, dia muncul keluhan sakit kepala berdenyut hebat ini," pungkas dr. Zicky Yombana.