Sakit Tipes Kerap Disepelekan, Awas Bisa Picu Kematian
- Pixabay
VIVA – Demam tifoid atau tipes kerap dianggap sepele oleh masyarakat luas lantaran hanya memberi gejala ringan. Padahal, tipes yang dibiarkan bisa menimbulkan gejala berat hingga paling parahnya bisa memicu usus bocor dan kematian.
Demam tifoid adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Typhi melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Penyakit akut ini memiliki gejala demam yang meningkat secara bertahap tiap hari serta lebih tinggi pada malam hari, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan dan lemas, serta munculnya ruam.
"Setelah menginfeksi masuk ke aliran darah dan terjadilah gejala demam. Masuknya lewat saluran cerna tetapi gejalanya bisa satu badan," ujar Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Suzy Maria, Sp.PD-KAI, dalam acara virtual bersama Sanofi Pasteur dengan kampanye #SantapAman, Kamis 11 November 2021.
Pada anak-anak, tifoid disertai sering mengalami diare, sementara orang dewasa cenderung mengalami konstipasi. Karena didominasi oleh keluhan gejala ringan, banyak masyarakat yang akhirnya menyepelekan penyakit ini yang padahal bisa berakibat fatal jika tak tertangani dengan baik.
"Kalau berat bisa bocor di usus, zat-zat racun sampai ke otak, orangnya sampai tidak sadar," imbuhnya.
Ini terbukti dari data WHO memperkirakan 11 hingga 20 juta orang sakit karena demam tifoid dan mengakibatkan kematian sebanyak 128 ribu sampai 161 ribu orang setiap tahunnya di seluruh dunia. Kasus terbanyak demam tifoid terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Di Indonesia, demam tifoid termasuk penyakit endemik sebab prevalensi demam tifoid yang cukup tinggi yaitu mencapai 500 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Berdasarkan studi yang dilakukan di daerah kumuh di Jakarta, diperkirakan insidensi demam tifoid adalah 148.7 per 100.000 penduduk per tahun. Ini terjadi pada rentang usia 2-4 tahun, 180.3 pada rentang usia 5-15 tahun dan 51.2 pada usia diatas 16 tahun.
"Penyakit ini endemis. Orang Indonesia mungkin sudah pernah terpapar sebelumnya, sudah punya kekebalan sebelumnya, jadi bisa saja infeksi ini gejalanya ringan, atau tanpa gejala. Tapi bisa juga menunjukkan gejala yang berat, apalagi kalau sampai tidak ditangani dapat menimbulkan komplikasi yang bisa menyebabkan kematian," pungkas Suzy.