Awas, Gula 'Tersembunyi' di Susu Kental Manis Picu Diabetes
- Freepik/azerbaijan_stockers
VIVA – Gula dianggap menjadi salah satu bumbu penting dalam mengolah masakan dan minuman. Tapi di masa kini, gula seolah menjadi musuh lantaran memicu tingginya kadar gula darah hingga penumpukkan lemak di tubuh yang berakibat pada penyakit kronis.
Dokter Spesialis Gizi Klinis, dr. Marya Haryono, MGizi, SpGK, FINEM, menjelaskan bahwa konsumsi gula berlebih berkontribusi terhadap tingginya asupan kalori yang dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes. Sayangnya, masyarakat masih cenderung mengonsumsi gula dalam jumlah yang tinggi, baik dari penambahan gula saat memasak, makan, dan minum maupun melalui konsumsi makanan dan minuman manis yang tinggi gula.Â
"Masyarakat juga perlu waspada dengan kandungan gula yang terkandung di makanan dan minuman kemasan. Untuk itu, masyarakat perlu lebih jeli dalam memerhatikan label kemasan guna mengetahui kandungan gula tersembunyi (hidden sugar) di makanan minuman," ujar Marya dalam acara virtual bersama Nutrifood, Kamis 4 November 2021.
Hal ini penting, kata Marya, agar kita dapat lebih sadar akan jumlah gula yang dikonsumsi setiap harinya. Terlebih, masyarakat juga masih belum mengenali 'nama lain' dari gula tersembunyi tersebut.
"Gula identik dengan gula pasir. Tapi seharusnya batasi karbohidrat simpel. Gula merah, gula batu di biskuit, gula di minuman kemasan, gula di cake, gula di kopi kekinian. Atau susu kental manis kandungan gula juga tinggi," imbuhnya.
Biasanya, nama-nama yang tercantum di label termasuk sirup atau madu yang sebenarnya perlu dibatasi lantaran mengandung tinggi gula. Belum lagi, gula yang kita konsumsi dari sumber karbohidrat sederhana tanpa disadari yang kerap jadi makanan sehari-hari.
"Gula yang dibatasi ini termasuk hasil kita konsumsi seperti nasi, umbi-umbian, sama-sama kelompok karbohidrat yang ujungnya menjadi gula," bebernya.