Benarkah Gigi Palsu Bisa Merusak Gusi? Cek faktanya
- Metro.co.uk
VIVA – Gigi palsu pertama kali dikenal pada tahun 700 Sebelum Msehi. Pada masa tersebut gigi palsu terbuat dari gading, tulang ikan paus atau tulang kuda nil dan diikat dengan semacam kawat yang terbuat dari emas. Gigi palsu yang murah dan nyaman baru mulai diciptakan pada tahun 1839 oleh Nelson Goodyear di Amerika Serikat.
Namun, benarkan memasang gigi palsu memiliki risiko dibanding menggunakan implan? Hal ini dibenarkan spesialis bedah mulut, drg. Devya Linda S. Y.,Sp.BM, FISID. Menurutnyam gigi palsu mempercepat pengikisan tulang.
"Gigi palsu itu kan ada platnya, sehingga saat mengunyah akan menekan, sehingga mempercepat penciutan tulang, tebelnya akan menipis. Jadi dengan gigi palsu mempercepat penciutan dan pemendekan tulang," ujar Devy dalam acara Hidup Sehat tvOne, Kamis, 4 November 2021.
Selain itu, gigi palsu rawan iritasi ke gusi hingga menimbulkan sariawan. Pemakaian gigi palsu akan menimbulkan rasa kurang nyaman pengguna karena ada plat yang menopang.
Sementara dengan gigi tiruan yang menggunakan teknik crown bridge juga masih memiliki kekurangan. Teknik itu mengharuskan gigi di sebelahnya harus dikecilkan. Hal ini akan menimbulkan efek jangka panjang.
"Kalau menggunakan gigi crown bridge, yang kanan atau kiri gigi dikecilin, kekurangannya gigi sehat yang bagus dikecilin. Jangka panjang gigi itu akan patah dan mati," ucap Devy.
Maka Devy menyarankan, menggunakan gigi implan setelah pencabutan gigi. Dengan implan, maka akan mennggantikan dua hal dalam gigi, yakni akar dan mahkota. Hal itu buat tidak akan ada pengikisan dan pemendekan gusi.
"Paling ideal implan. Pakai implan titanium, seperti logam, tidak iritasi dan dapat diterima oleh tubuh, kita menyebutnya bio kompatibel," kata Devy.
"Nanti dimasukan ke dalam tulang sebagai pengganti akar jadi pondasi untuk gigi, di atas kita bikinin untuk gigi (mahkota), jadi ada sambungan lagi," ujarnya lagi.
Hanya saja Devy mengaku, biaya untuk implan masih tinggi. Maka hal yang paling tepat adalah merawat gigi dan meemriksakan ke dokter setidaknya sekali dalam tiga bulan.