Waspada, Potensi Gelombang Ketiga COVID-19 Akhir Tahun

Memakai masker
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Potensi gelombang ketiga COVID-19 nyata adanya. Bukan tanpa sebab, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa hal tersebut sudah mulai terlihat dengan aktivitas masyarakat yang melonggarkan protokol kesehatan.

Sudah Ditemukan di Indonesia, Ini Bedanya Virus HMPV dan COVID-19?

Tak hanya itu, mobilitas masyarakat pun kian meningkat diiringi dengan intensnya interaksi secara langsung. Padahal kalau melihat dari kasus COVID-19 di negara Eropa dengan cakupan vaksinasi lebih dari 70 persen, pelonggaran protokol kesehatan yang dilakukan masyarakatnya tetap memicu peningkatan kasus. Apalagi dengan bermunculannya varian baru virus.

"Kita melihat gelombang ketiga niscaya terjadi karena melihat negara lain yang sudah alami gelombang ketiga, padahal vaksinasi lebih dari 70 persen tapi prokes lebih rileks. Begitu ada delta, kasusnya meningkat walaupun kasus kematian rendah," ujarnya dalam acara VIVATalk bertajuk 'Antisipasi Gelombang Ketiga Pandemi COVID-19', Kamis 21 Oktober 2021.

Virus HMPV yang Merebak di China Telah Ditemukan di Indonesia, Kenali Gejala Ini

Jubir Vaksinasi COVID-19, Siti Nadia Tarmizi.

Photo :
  • ANTARA

Menurut Nadia, terdapat tiga hal yang berkaitan dengan lonjakan kasus jelang akhir tahun 2021. Bermula dari libur Maulid Nabi Muhammad SAW pada 20 Oktober kemarin yang terlihat terdapat kerumunan di sejumlah tempat wisata.

Deretan Fakta Virus HMPV yang Merebak di China, Akankah Jadi Pandemi Seperti Covid-19?

"Lalu yang kedua, Natal, pasca natal. Terakhir, tahun baru biasanya peningkatan kasus cukup besar. Kita alami ini waktu tahun baru 2020 menuju 2021, di Januari kasusnya sangat signifikan, Juli jauh lebih tinggi," tuturnya.

Kasus COVID-19 sendiri saat ini didominasi oleh varian delta di seluruh dunia, di mana 90 persen kasus di Indonesia akibat varian tersebut. Sifatnya yang lebih ganas dan infeksius membuat potensi gelombang ketiga kian nyata. Lantas, benarkah angka kasusnya akan lebih tinggi?

"Kemungkinan akan lebih tinggi karena jenis virus berbeda, bahkan kita alami kasus lebih tinggi di Juli kasusnya sampai 5400 kasus per hari. Walaupun cakupan vaksinasi sudah 40 persen, risiko tertular masih 60 persen, artinya kita enggak boleh euphoria," ujar Nadia.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, drg. Ani Ruspitawati.

Dinkes Jakarta Imbau Warga Tak Panik Hadapi HMPV: Tak Seperti Covid-19

Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta, menyatakan virus Human Metapneumovirus atau HMPV, bukan virus baru dan sudah dikenal di dunia medis. Untuk itu, masyarakat jangan panik.

img_title
VIVA.co.id
9 Januari 2025