Kenali Perbedaan Diabetes Tipe 2 Antara Pria dan Wanita
- Indian Express
VIVA – Hidup dengan diabetes tipe 2 bisa menjadi perjuangan yang kompleks. Setelah didiagnosis, seseorang perlu membuat beberapa perubahan dalam rutinitas gaya hidup untuk mengontrol kadar gula darah dan mengelola gejalanya.
Mulai dari pilihan makanan hingga olahraga rutin, beberapa perubahan diperlukan, dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan. Dalam dua dekade terakhir, diabetes tipe 2 telah menjadi masalah kesehatan yang menonjol yang memengaruhi sebagian besar populasi di atas 50 tahun.
Baik pria maupun wanita sama-sama rentan mengalami gangguan metabolisme. Namun, dalam hal gejala dan komplikasi, jenis kelamin memainkan peran penting, demikian dikutip dari Times of India.
Memahami Diabetes
Diabetes tipe 2 adalah penyakit kronis di mana tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin, hormon yang bertanggung jawab untuk mengatur kadar gula darah. Entah tubuh mereka tidak membuat cukup insulin atau sel tidak dapat menggunakannya.
Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dalam tubuh, yang seiring waktu dapat mempengaruhi jantung, mata, ginjal dan sistem saraf. Bagian yang menantang adalah bahwa gejala diabetes hanya dapat dikelola, tidak dapat disembuhkan.
Gejala awal Diabetes Tipe 2 meliputi:
Merasa sangat kering
Banyak buang air kecil
Penglihatan kabur
Perubahan emosi secara cepat
Kesemutan atau mati rasa di tangan atau kaki
Berat badan turun
Siapa yang lebih terpengaruh?
Diabetes tipe 2 umumnya didiagnosis pada orang dewasa paruh baya atau lebih tua. Tapi, itu juga dapat memengaruhi anak-anak dan remaja jika mereka mengalami obesitas.
Dalam hal jenis kelamin, pria dua kali lebih mungkin terkena diabetes tipe 2 dibandingkan dengan wanita. Sesuai penelitian, alasan umum di baliknya adalah perbedaan distribusi lemak dalam tubuh.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa karena pria menumpuk lebih banyak lemak di bagian tengah (lemak visceral), mereka lebih rentan untuk mendapatkan kondisi ini. Wanita di sisi lain cenderung menyimpan lemak sebagian besar di daerah kaki dan pinggul, yang dikenal sebagai lemak subkutan.
Lemak visceral lebih berbahaya bagi kesehatan dan aktif secara metabolik daripada lemak subkutan. Itulah yang meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 dan kondisi metabolisme lainnya pada pria.
Hal ini juga menyiratkan bahwa bahkan jika wanita mengalami obesitas, mereka secara metabolik lebih sehat daripada pria. Jadi, bahkan jika pria dan wanita memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang sama, pria lebih mungkin terkena diabetes dibandingkan wanita.
Faktor lain yang membuat pria lebih mungkin terkena diabetes termasuk konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok. Meskipun wanita kurang rentan terhadap diabetes, mereka lebih mungkin untuk mendapatkam komplikasi parah setelah mereka didiagnosis dengan diabetes dibandingkan dengan pria.
Meskipun penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih proaktif dalam mengelola kondisi mereka daripada pria, hormon seks meningkatkan risiko komplikasi. Ketika diabetes dibiarkan tidak dikelola untuk waktu yang lama dapat menyebabkan masalah jantung, penyakit ginjal, stroke, depresi dan kecemasan.
Tingkat gula darah yang tinggi dalam tubuh mengurangi efek perlindungan dari estrogen dalam tubuh wanita, meningkatkan kemungkinan mengembangkan komplikasi yang berhubungan dengan kesehatan.
Pengobatan
Meskipun Diabetes Tipe 2 memengaruhi pria dan wanita secara berbeda, pengobatan untuk keduanya tetap sama. Untuk mengelola gejala tipe 2, sangat penting untuk melacak kadar gula darah secara teratur.
Makan lebih banyak makanan sehat dan bergizi, berolahraga secara teratur dan mengikuti rutinitas gaya hidup sehat termasuk kurang minum, hindari merokok dan tidur tepat waktu.