Bahaya Osteoporosis, Batuk Saja Bisa Bikin Patah Tulang
- http://img.carapedia.com
VIVA – Spesialis gizi klinik, Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp.GK, menjelaskan, osteoporosis merupakan penyakit di mana tulang kehilangan kepadatan dan akhirnya rapuh. Lalu, apa akibatnya?
"Sehingga tekanan ringan seperti membungkuk atau batuk pun dapat menyebabkan patah tulang. Fraktur terkait osteoporosis paling sering terjadi di pinggul, pergelangan tangan atau tulang belakang," ujarnya saat media breafing 'Prevent Osteoporosis In HER 30s: I AM Smarter, Stronger, Happier, yang digelar CDR secara virtual, Selasa 19 Oktober 2021.
Dokter Luci menambahkan, proses osteoporosis berlangsung dalam jangka panjang, sehingga terkadang penderitanya tidak menyadari sampai kerusakan benar-benar terjadi atau tanpa gejala.
"Beberapa gejala atau tanda yang terjadi merupakan fraktur akibat dari osteoporosis, seperti postur bungkuk, sakit punggung, menurunnya tinggi badan, dan sering mengalami cedera atau keretakan tulang," lanjut dia.
Ia juga menambahkan, osteoporosis merupakan penurunan kualitas dan kepadatan tulang yang dapat membuat tulang lebih rapuh dan mudah patah. Yang perlu diketahui, kalsium dan vitamin D bekerja secara sinergis untuk menjaga kesehatan tulang, di mana kalsium dan vitamin D harus dikonsumsi bahkan sebelum memasuki usia 30, salah satunya dengan asupan makanan bergizi.
"Namun sayangnya, kandungan nutrisi di Indonesia pada umumnya mengandung kalsium dan vitamin D dalam level rendah. Padahal, nutrisi yang cukup dan pola hidup yang sehat merupakan langkah penting untuk mencegah osteoporosis. Maka, bisa juga ditambahkan dengan suplementasi," tuturnya.
Lebih lanjut Luci menjelaskan, massa tulang akan menurun setelah usia 30 tahun terutama pada perempuan. Maka, wanita harus memahami kekurangannya, di mana orang Indonesia pada umumnya hanya mengonsumsi 25 persen kalsium (254 mg) dari asupan kalsium harian yang direkomendasikan, yaitu 1000 - 1200 mg.
"Suplementasi dapat mengompensasi defisit kalsium dan vitamin D tersebut. Selain itu, hidup sehat seperti aktif berolahraga, mengurangi konsumsi kafein dan alkohol, tentu akan membantu mencegah osteoporosis," jelasnya.
Oleh karena itu, Luci mengajak perempuan Indonesia yang memasuki usia 30 untuk lebih memerhatikan kesehatan tulangnya.
"Wanita Indonesia di usia 30 tahun dari berbagai sisi, baik single, ibu rumah tangga, atau ibu bekerja, akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat. secara fisik ketika mampu menjaga kualitas tulang. Pada akhirnya, menjadi lebih pintar dan lebih kuat akan mengarah pada diri yang lebih bahagia, sehat secara mental dan sehat secara fisik," tutur dr. Luciana.