Di Usia Ini, Wanita 4 Kali Lebih Berisiko Alami Osteoporosis

Mencegah Osteoporosis
Sumber :
  • http://img.carapedia.com

VIVA – Risiko wanita untuk terkena osteoporosis, ternyata empat kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hal itu terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh International Osteoporosis Foundation. 

Kelakuan 4 Wanita di Palembang, Pura-pura Hamil Colong Baju hingga Bra di Mal

Sementara, menurut Infodatin Kementerian Kesehatan RI 2020, pada 2050 mendatang, di seluruh dunia, diperkirakan 6,3 juta orang per tahun mengalami patah tulang pinggul, dan lebih dari setengahnya terjadi di Asia. 

Di Asia Tenggara, osteoporosis memiliki dampak yang parah pada kualitas hidup dan kemandirian penderitanya. Selain itu, kondisi ini juga menjadi beban sosial dan ekonomi yang cukup besar bagi individu, komunitas dan sistem kesehatan masyarakat.

Lokasi Temuan Tengkorak di Ancol Terkuak, Bekas Tempat Kapal Zaman Belanda

Pada tahun 2050, penduduk Indonesia pada kelompok risiko osteoporosis akan tumbuh sebesar 135 persen. Sebanyak 40,6 persen perempuan Indonesia berusia 20-29 tahun memiliki massa tulang rendah, yang meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang dalam 20 tahun ke depan saat mereka mencapai menopause. 

Oleh karena itu, di usia 30 wanita harus waspada, karena setelah mencapai puncak massa tulang pada usia tersebut, tulang menjadi lebih tipis dan lemah jika tidak dijaga kesehatannya, sehingga meningkatkan risiko osteoporosis. 

Viral! Gegara Hobi Makan Seblak, Wanita Ini Harus Masuk RS dan Opname

Nyeri sendi

Photo :
  • Times of India

Spesialis Gizi Klinik, Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp.GK, menjelaskan, osteoporosis merupakan penyakit di mana tulang kehilangan kepadatan dan akhirnya rapuh, sehingga tekanan ringan seperti membungkuk atau batuk pun, dapat menyebabkan patah tulang. 

"Fraktur terkait osteoporosis paling sering terjadi di pinggul, pergelangan tangan atau tulang belakang. Proses osteoporosis berlangsung dalam jangka panjang, sehingga terkadang penderitanya tidak menyadarinya sampai kerusakan benar-benar terjadi (tanpa gejala atau silent disease)," ujarnya saat media breafing 'Prevent Osteoporosis In HER 30s: I AM Smarter, Stronger, Happier, yang digelar CDR secara virtual, Selasa 19 Oktober 2021. 

Luci menambahkan, osteoporosis seringkali dikaitkan dengan orang-orang berusia lanjut, namun nyatanya bisa menyerang siapa saja, bahkan di usia muda dan produktif seperti usia 30. 

"Beberapa gejala atau tanda yang terjadi merupakan fraktur akibat dari osteoporosis, seperti postur bungkuk, sakit punggung, menurunnya tinggi badan, sering mengalami cedera atau keretakan tulang. Hal ini perlu menjadi perhatian, khususnya perempuan yang memasuki usia 30," terang dia. 

Menurut Luci, wanita cenderung mengalami penurunan massa tulang mulai usia 30 tahun sampai periode menopause dan seterusnya. 

"Jika mereka menikah, di usia 30-an, banyak dari mereka yang mungkin hamil atau menyusui, di mana mereka adalah salah satu kelompok risiko osteoporosis. Sayangnya, tidak banyak perempuan usia 30 yang sadar bahwa menjaga kesehatan tulang sangatlah penting," tutur Dr. Luciana.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya