Dianggap Sepele, Stres dan Hipertensi Picu Nyeri Wajah Sebelah

hipertensi
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Nyeri pada hanya satu sisi wajah atau dikenal dengan trigeminal neuralgia rupanya dapat dialami oleh beberapa orang dengan berbagai faktor, termasuk stres dan hipertensi. Terlebih, rasa nyeri yang melanda bahkan terasa begitu menyakitkan hingga menghambat aktivitas.

Dijelaskan Spesialis bedah saraf, dr Mustaqim Prasetya, SpBS, FINPS, nyeri wajah ini bisa terjadi pada sisi kanan atau kiri lantaran ada pembuluh darah yang menempel di saraf trigeminal. Akibatnya, timbul rasa kaku hingga mencederai saraf dan rasa nyeri.

"Trigeminal neuralgia merupakan salah satu kondisi paling nyeri yang mungkin dialami umat manusia. Ada keluhan pasien, nol sampai 10 berapa sakitnya? Ada yang bilang level 16. Seperti lebay, tapi memang begitu menderitanya," ujarnya dalam acara virtual International Trigeminal Neuralgia Awareness Day bersama Klinik Nyeri DR. Indrajana, baru-baru ini.

Rasa nyeri hebat di wajah.

Photo :
  • U-Report

Ini berbeda dengan kondisi stroke, di mana triheminal neuralgia mengalami rasa sakit pada satu sisi di area wajahnya. Kasusnya pun dialami oleh beragam usia mulai dari 18 hingga 30 tahun dan lansia. Rasa nyeri biasanya timbul pada saat menjalani aktivitas, walau ringan, seperti sekedar bicara, terpapar udara dingin, hingga memakai jilbab.

"Pakai kerudung, kain nempel aja, terasa sakit di wajah," imbuhnya.

Pemicunya masih belum diketahui pasti namun beberapa faktor risiko diduga kuat saling berkaitan. Seperti riwayat autoimun, kelainan pasca stroke, hingga stres yang dialami.

"Stressful, banyak pikiran, euforia. Kenapa? Karena terlalu euforia, stressful, tekanan darah meningkat kemudian nadi meningkat. Itu juga menyebabkan pembuluh darah menggedor lebih kuat saraf yang ada. Bukan kasus yang lama, tapi stimulasi baru," imbuhnya.

Dokter Ungkap Tentara Israel Targetkan Anak-anak Gaza dengan Satu Tembakan di Kepala

Selain itu, karakter seseorang yang cenderung banyak pikiran, memicu kasus trigeminal neuralgia terjadi. Bahkan, bagi penyandang tekanan darah tinggi cukup berisiko mengalami kondisi nyeri wajah ini.

"Faktor pencetus lainnya adalah tipikal personality. Ada orang sangat sensitif, sangat mudah khawatiran, mudah banyak pikiran, baperan, tekanan darah (tensi) mudah naik," kata dokter yang praktik di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional itu.

Mensesneg Sebut Ajudan dan Dokter Pribadi Prabowo Masih Proses Seleksi

Untuk mengatasinya, dokter Mustaqim menyebut perlu obat anti epilepsi sebagai penanganan cepat. Namun jika nyeri akut menyerang dan tak tertahan, perlu segera dibawa ke klinik terdekat dan diberikan dosis obat lebih tinggi.

Tindakan non-bedah

PB IDI Kecam Pejabat yang Pukul Dokter di Papua, Minta Pelaku Ditindak Keras

Cara ampuh untuk mengatasi saraf kejepit di leher

Photo :
  • U-Report

Apabila nyeri masih terasa, dokter Mustaqim menyarankan untuk melakukan tindakan non-pembedahan, salah satunya dengan teknik Percutaneous Radio-Frequency Rhizotomy (PRFR). Teknik ini, lanjutnya, mengurangi sensitivitas saraf trigeminal dengan cara pemanasan menggunakan radio frekuensi. 

"Ini tindakan pengobatan nyeri tanpa pembedahan,” jelasnya.

Saat melakukan tindakan PRFR, tenaga medis akan mencari lokasi dasar tengkorak tempat keluar saraf menggunakan jarum khusus. Setelah itu, cabang saraf trigeminal akan dirusak secara terkontrol atau hanya sebagian kecil saja dengan suhu tinggi yang aman untuk menghalangi hantaran nyeri dari kulit ke otak.

"Tindakan ini pernah kami lakukan pada pasien perempuan hamil. Kami mengetahui bahwa obat-obat anti-epilepsi itu kalau dikonsumsi lama pada perempuan hamil bisa menyebabkan risiko gangguan pada janin. Waktu itu kami diskusikan, apa yang mungkin dilakukan, akhirnya yang paling mungkin adalah tindakan PRFR dengan melindungi bagian perutnya dengan lapisan anti-radiasi," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya