Gelombang Ketiga COVID-19 Diprediksi Akhir Tahun, Bakal Seperti Apa?
- Pixabay
VIVA – Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Mahesa Paranadipa menyebut bahwa gelombang ketiga COVID-19 diprediksi terjadi pada akhir tahun 2021. Benarkah kondisinya akan lebih parah dibanding beberapa waktu lalu?
Dokter Mahesa menjelaskan bahwa gelombang ketiga bisa terjadi lantaran kondisi libur panjang pada akhir tahun 2021. Sebab, hal serupa terjadi pada akhir tahun 2020 lalu yang memicu gelombang pertama pada akhir Januari hingga awal Februari 2021.
Prediksi tersebut, kata dokter Mahesa, merupakan teori banyak pakar yang dihimpun oleh IDI. Lantas, akan seberapa parah gelombang ketiga terjadi?
"Gelombang ketiga tidak lebih parah dari gelombang pertama dan kedua, karena dengan cakupan vaksinasi," bebernya dalam acara virtual bersama IDI, Selasa 13 Oktober 2021.
Laju vaksinasi di Indonesia sendiri sudah mengalami peningkatan di mana berhasil mencalai 100 juta orang untuk dosis pertama. Artinya sudah mencapai 48,11 persen dari target vaksinasi 208 juta orang.
"Untuk yang vaksinasi dosis kedua masih 70 persen, diharapkan ini bisa meningkat," imbuhnya.
Ada pun capaian vaksinasi lengkap masih cukup rendah sekitar 57,7 juta orang atau hanya 27,6 persen dari target. Meski begitu, Indonesia patut berpuas diri dengan capaian positivity rate atau risiko penularan yang sesuai standard WHO yakni kurang dari 5 persen
"Dengan positivity rate di bawah 5 persen, ini dalam sejarah pandemi kita belum pernah di bawah 5 persen. Terkait dengan kapasitas 3T terkait tracing, testing, dan treatment yang masih belum mencapai standard WHO. Ini jadi catatan bagi semua pihak khususnya kepala-kepala daerah diharapkan sesuai standard WHO," tegasnya.