Berkaca dari Dorce Gamalama, Diabetes Tak Terkontrol Picu Hipoglikemi
- VIVA.co.id/Nuvola Gloria
VIVA – Kondisi presenter Dorce Gamalama saat ini sudah menunjukkan kemajuan dengan mulai menuturkan beberapa kata. Dorce sendiri saat ini masih dirawat di rumah sakit lantaran tak sadarkan diri.
Diketahui, Dorce Gamalama telah mengidap diabetes sejak 15 hingga 20 tahun yang lalu. Saat dibawa ke rumah sakit pada Kamis malam kemarin, tekanan gula darah Dorce juga sempat drop hingga menyentuh angka 38.
"Ada pasang rekam jantung, infus untuk meninggikan kadar gula karena drop-nya gula 38 tensi 21 tidak naik-naik kok ini drop tapi dokter luar biasa langsung naik, namun karena beliau itu juga gelisah, saya tanya kok gelisah langsung di-CT Scan setelah masuk ICU sampai sekarang belum ada hasil CT Scan," kata rekan dan sahabat Dorce Gamalama, Hetty Sunjaya, kepada awak media.
Bicara mengenai kondisi Dorce Gamalama, banyak dari masyarakat yang belum memahami bahwa rasa lemas, pusing, bahkan susah konsentrasi merupakan ciri-ciri dari seseorang mengalami hipoglikemia. Namun, apa itu hipoglikemia dan bagaimana cara deteksi beserta pengobatannya?
Kadar Glukosa Normal
Menurut Dokter Spesialis Saraf Primaya Hospital Bekasi Barat, dr. Fakhrunnisa, Sp.S, hipoglikemia adalah istilah medis yang mengacu pada kondisi ketika kadar gula atau glukosa dalam darah terlalu rendah. Glukosa adalah sumber energi utama untuk otak dan tubuh.
Ada pun kisaran normal kadar glukosa darah 70-140 miligram per desiliter (mg/dL). Kadar pada setiap orang berbeda berdasarkan makanan terakhir dan hal-hal lain, termasuk obat-obatan yang diminum.
"Jika kadar gula darah turun terlalu rendah, diperlukan perawatan segera untuk menghindari risiko seperti kejang, pingsan, hingga kerusakan otak,” ujar dokter Fakhrunnisa, dalam keterangan persnya.
Kebiasaan yang Picu Hipoglikemia
Glukosa berperan menyediakan energi yang dibutuhkan untuk kinerja tubuh sehari-hari. Organ yang paling memerlukan glukosa adalah otak. Otak manusia penuh dengan neuron yang terus memanfaatkan glukosa untuk menjalankan fungsi seperti berpikir, belajar, dan mengingat sesuatu.
Ketika otak tidak mendapatkan cukup glukosa, neuron tidak memiliki bahan bakar yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan seluruh tubuh dan tak dapat melakukan tugasnya dengan baik. Dokter Fakhrunnisa mengatakan bahwa hipoglikemia terjadi antara lain karena penggunaan insulin dan penggunaan obat lain yang tidak sesuai dengan dosis oleh penderita diabetes.
"Penyebab lainnya adalah kurangnya asupan karbohidrat yang diproses oleh tubuh menjadi glukosa, menjalankan puasa berlebih atau terlambat makan, melakukan aktivitas fisik (olahraga) dengan intensitas tinggi dalam waktu lama," tambahnya.
Selain itu, kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol berlebih, produksi insulin berlebih oleh tubuh, kekurangan hormon yang bertugas mengatur produksi glukosa, serta mengalami penyakit kritis tertentu seperti hepatitis, sirosis hati, atau tumor pankreas dapat mencetuskan hipoglikemia.
Diabetes dan Hipoglikemia
Dijelaskan dokter Fakhrunnisa, siapa pun bisa terkena hipoglikemia ketika ada faktor risikonya. Misalnya, seseorang yang berpuasa atau telat makan sehingga asupan karbohidratnya kurang, atau seseorang yang memforsir tenaganya dalam suatu aktivitas.
"Tapi yang paling sering mengalami hipoglikemia adalah para pengidap diabetes karena faktor penggunaan insulin dan obat yang tidak sesuai dengan dosis,” imbuhnya.
Insulin berperan mengendalikan glukosa, termasuk menurunkan kadar gula darah yang terlalu tinggi. Tapi, ada risiko tubuh justru kelebihan insulin jika digunakan secara tidak tepat sehingga kadar gula darah pun tidak sekadar turun, tapi malah melorot di bawah normal.
"Penderita diabetes lebih rentan mengalami hipoglikemia karena obat-obatan dan insulin yang digunakan melebihi dosis," jelasnya.