Kanker Payudara Disebabkan Genetik? Ini Faktanya
- Pixabay/pexels
VIVA – Kanker payudara masih menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia terutama perempuan Indonesia. Tak sedikit yang menganggap bahwa penyakit kanker ini diakibatkan oleh keturunan melalui genetik. Benarkah?
Dijelaskan Ahli Bedah Onkologi dan Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI), Dr. Walta Gautama, Sp.B(K)Onk, dalam acara peluncuran Charm Extra Maxi Pink Ribbon, baru-baru ini, bahwa penyebab kanker secara langsung masih belum ditemukan. Akan tetapi, berbagai faktor risiko dapat mengintai termasuk keturunan.
"Penyebabnya secara langsung tidak ada yang tahu tapi dihubungkan dengan hormonal. Apakah ada keturunan? Secara garis besar ada genetik atau familial," ujarnya.
Dokter Walta menyebut bahwa genetik berarti ada gen dari sel kanker yang bisa diturunkan kepada anggota keluarga. Sementara familial merujuk pada banyaknya anggota keluarga yang terdiagnosis kanker. Namun rupanya ini tak berperan begitu besar.
"Genetik hanya 2,5 persen, yang ditakutkan tadi bahwa itu besar angkanya. Lupa bahwa sporadik atau (faktor risiko) didapat lebih besar angkanya. Apa hubungan sporadik itu disebut faktor risiko berkaitan dengan hormonal," imbuhnya.
Faktor risiko hormonal inilah yang patut diwaspadai, di mana risiko besar mengintai 90 persen dari lingkungan. Tak heran, usia menjadi salah satu faktor yang sulit dihindari dalam pencetus kanker.
"Makin bertambah usia makin berisiko kanker. Usia terbanyak mengidap kanker payudara adalah usia 40-60 tahun," jelasnya.
Menurut data The Global Cancer Observatory tahun 2020, kanker payudara di Indonesia merupakan kanker paling banyak ditemukan pada perempuan dengan proporsi 30,8 persen dari total kasus kanker lainnya, yakni terdapat 65.858 kasus baru. Sementara itu, kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua penyebab kematian akibat kanker dengan persentase sebesar 9,6 persen.
"Kanker ini adalah sel hidup tidak terkontrol di payudara. Di mana sel tersebut melawan hukum alam, bahwa hukumnya sel alami penuaan dan akan mati. Pada kanker tidak begitu, bahkan ada ekstra kekuatan di mana dia mampu untuk pindah ke tempat lain. Itu yang menyebabkan kematian," bebernya.