Kasus COVID-19 PON XX Papua Terus Bertambah, Ini Kata Pakar
- Freepik/freepik
VIVA – Bertambah lagi atlet dan panitia PON XX Papua 2021 yang terinfeksi COVID-19. Terbaru, ada delapan kasus tambahan di tiga klaster penyelenggara. Per Rabu, 6 Oktober 2021, diketahui ada 37 kasus COVID-19 dalam perhelatan olahraga tersebut.
Banyak hal yang harus dilakukan untuk menangani hal ini dan mencegah semakin banyak atlet dan panitia PON XX Papua yang terpapar virus corona.
Diungkapkan oleh Prof Tjandra Yoga Aditama, mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes, jika semua atlet yang datang ke Papua melakukan PCR dan hasilnya negatif, maka artinya mereka tertular di Papua.
Untuk itu, ia menilai bahwa yang pertama harus dilakukan adalah kegiatan 3T harus digiatkan di Papua, untuk mendapat situasi epidemiologi yang tepat.
"Kedua, karena beberapa atlet yang positif disebutkan CT value-nya rendah, dan juga karena atlet tentunya daya tahan baik tapi tetap tertular juga, maka baik kalau semua atlet yang positif semuanya diperiksa whole genome sequencing," ucap Prof Tjandra dalam pesan yang diterima VIVA, Kamis, 7 Oktober 2021.
Pemerintah juga harus menelusuri semua orang yang melakukan kontak dengan para atlet yang positif COVID-19. Menurutnya, kalau ada 29 atlet yang positif misalnya, kalau targetnya dari satu orang diperiksa sedikitnya 15 kontak, maka setidaknya 450 orang harus diperiksa. Termasuk sesama atlet, panitia, petugas hotel dan lain-lain.
"Kalau dulu pernah ditargetkan periksa 30 kontak, maka artinya yang harus diperiksa 900 orang, termasuk masyarakat setempat yang mungkin kontak juga," ujar Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI dan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.
Lebih lanjut, kedisplinan protokol kesehatan penonton dan pertandingan di PON XX juga harus jauh lebih ditingkatkan lagi.
Berikutnya, surveilans harus lebih digiatkan agar didapat tren yang baik dan surveilans tentu perlu dikaitkan dengan tiga hal, yakni lokasi, jenis olahraga yang ada serta karakteristik penonton di lokasi itu.
"Atlet yang positif COVID-19 maka sebaiknya ditangani sampai hasil PCR-nya negatif. Jangan hanya mengikuti panduan yang sekian hari dapat bebas isolasi atau karantina," katanya.
Terakhir, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa atlet yang nanti pulang ke daerahnya masing-masing masih perlu dalam pengawasan.
"Akan baik juga kalau keluarganya diawasi karena kemungkinan kontak," tutupnya.