Sering Dianggap Buruk, Palm Oil Punya Banyak Manfaat
- Pixabay
VIVA – Banyak pro dan kontra yang beredar seputar penggunaan palm oil atau minyak kelapa sawit. Meski dilaporkan memiliki manfaat bagi kesehatan, palm oil disebut dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan jantung. Belum lagi, kelapa sawit dianggap membawa dampak buruk bagi lingkungan.
Padahal tak melulu buruk, minyak kelapa sawit juga telah dikaitkan dengan beberapa manfaat kesehatan. Menurut laman Healthline, palm oil dapat melindungi dan menjaga kesehatan otak, mengurangi risiko penyakit jantung hingga meningkatkan status vitamin A, pada orang yang kekurangan atau berisiko kekurangan vitamin tersebut.
"Mungkin selama ini yang menarik mitosnya, tetapi fakta tentang kelapa sawit itu yang perlu diketahui bersama," kata Ketua PGRI D.I Yogyakarta, Kadarmanta Baskara Aji saat kegiatan Palm Oil Edutalk dengan tema Kupas Tuntas Mitos dan Fakta Kelapa Sawit, yang digelar virtual belum lama ini.
Lebih lanjut Baskara menyampaikan, agar para guru dan siswa dapat memanfaatkan momentum ini untuk mengetahui secara mendalam tentang fakta objektif kelapa sawit.
"Selama ini sangat banyak informasi yang didapat para siswa dan guru tentang kelapa sawit yang kemungkinan besar ada informasi yang salah. PGRI DIY sangat mendorong diselenggarakannya acara ini agar tidak ada salah persepsi terhadap perkebunan dan pemanfaatan kelapa sawit," tuturnya.
Disampaikan Baskara, faktanya kelapa sawit merupakan komoditas yang memberikan devisa bagi negara dan memberikan dorongan besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
"Dan juga PDRB yang tentu akan membuat kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik," ungkap Baskara.
Wakil Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga D.I Yogyakarta, Suherman berharap, melalui kegiatan ini, para siswa sebagai generasi muda bisa mendapatkan informasi yang detail dan ilmiah tentang kelapa sawit, sehingga dapat menumbuhkan pemikiran-pemikiran baru tentang pengelolaan potensi kekayaan alam Indonesia.
"Semoga bapak/ibu guru dapat berperan menjadi motivator dan PGRI sebagai fasilitator, sementara siswa dapat menerima dengan baik informasi tentang sawit yang objektif. Sehingga menjadi satu sinergi yang sangat baik sekali," terang dia.
Senada dengan hal ini, Wakil Ketua PGRI D.I Yogyakarta, Sudarto, mendukung apabila nantinya informasi tentang kelapa sawit dapat menjadi bagian dari kurikulum pembelajaran di instansi Pendidikan.
"Seandainya tidak memungkinkan dalam artian khusus kelapa sawit, materi tersebut nantinya bisa menjadi suplemen dalam mata pelajaran tertentu. Kita sesuaikan dengan ciri khas mata pelajaran masing-masing di tingkat sekolah," imbuh Sudarto.
Selain itu, dia mengungkapkan, informasi tentang sawit dalam bentuk infografis sederhana maupun banner, juga dapat dipasang di lingkungan sekolah sebagai bentuk dukungan kampanye positif kelapa sawit.
Dalam kegiatan ini, sebagai upaya menyampaikan fakta objektif tentang kelapa sawit, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menghadirkan beberapa narasumber dari praktisi kelapa sawit. Di antaranya, Plt. Direktur Kemitraan BPDPKS Edi Wibowo, Bidang Sustainability Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Bandung Sahari, Bidang SDM dan Internasional DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Djono Albar Burhan, CSR Officer PT Sinarmas Agribusiness and Food Donni Indra, serta Ketua Bidang Pemasaran Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) Irma Rachmania.