Ahli: Gelombang Ketiga COVID-19 di Indonesia Pasti Terjadi

Virus Corona COVID-19.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Ahli Virologi sekaligus Guru Besar Universitas Udayana, Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, memprediksi pandemi COVID-19 akan berakhir dalam kurun waktu 3 tahun, sama seperti pandemi yang terjadi 100 tahun lalu. 

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Khususnya di Indonesia, Prof. Mahardika yakin bahwa gelombang ketiga COVID-19 akan melanda Tanah Air. 

"Insya Allah awal tahun 2022, bisa mengatakan, virus masih ada di sekitar kita, tapi dampak pandemi masih bisa diminimalisir. Gelombang ketiga pasti akan terjadi," kata dia saat talk show bersama BNPB yang digelar virtual, Kamis 30 September 2021. 

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

"Letupan kasus terjadi. Tapi negara-negara yang vaksinasinya sudah mencapai di atas 60 persen, kasus masih terjadi, tapi mereka sudah bebas tanpa prokes. Jadi mereka berkerumun, pergi ke stadion nonton bola, tapi jumlah orang yang masuk RS sudah sangat rendah dan juga jumlah orang yang meninggal juga sangat rendah," tutur dia. 

Jika dilihat dari sudut pandang kasus COVID-19, Mahardika kembali memastikan bahwa gelombang ketiga akan dihadapi oleh Indonesia. 

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

"Kalau dari kasus iya pasti. Tapi mudah-mudahan tidak ada gelombang ketiga untuk orang yang masuk rumah sakit dan orang yang meninggal. Itu harapan saya," kata dia. 

"Pola tahun lalu, maka letupan kembali saya prediksi bulan Januari - Februari 2022, karena persis sama tahun lalu juga Desember, Januari, Februari. Bulan Juli tahun lalu juga meletup, tahun ini bulan Juli juga meletup. Jadi mulai terbentuk pola. Dengan itu saya prediksi kalau dalam pengertian kasus, itu akan meletup kembali Desember, Januari Februari," ujarnya.

Sementara itu, Ketua POKJA Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), juga menilai, ada potensi terjadi gelombang ketiga. Sebab, situasi pandemi belum sepenuhnya teratasi. 

"Apalagi, Kemenkes pernah mengatakan bahwa ada potensi terjadi gelombang ketiga. Kenapa diprediksi akan terjadi? Pertama, PPKM sudah semakin longgar. Nanti ada liburan akhir tahun. Sudah mulai banyak sekolah yang tatap muka. Kemudian satu hal lagi yang perlu kita usahakan adalah, cakupan vaksinasi kita masih di angka 24 persen. Padahal, targetnya 70 persen," kata dia. 

Erlina menambahkan, potensi gelombang ketiga memang ada, namun hal itu harus diantisipasi agar jangan sampai terjadi. 

"Potensi kemungkinan ada. Tapi kalau dikatakan pasti, saya kira itu terlalu dini. Karena, saya yakin kalau kita masih bisa bahu-membahu, mestinya sih kita bisa mengantisipasinya," katanya. 

"Caranya bagaimana? Back to basic, 3M tadi, kalau perlu 5M. Vaksinasi ditingkatkan, sistem imun dinaikkan, jaga kesehatan mental," tutur dr. Erlina Burhan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya