dr Zaidul Akbar: Daun Ini Obati Gagal Ginjal & Ikat Logam
- pixabay/ Iskandar63
VIVA – Dokter sekaligus pendakwah, dr. Zaidul Akbar, meminta kita khususnya umat Muslim, untuk mengandalkan Allah SWT dalam menghadapi berbagai masalah. Termasuk, meminta kesembuhan atas penyakit yang sedang diderita.
Bukan berarti berpasrah diri, namun kita harus tetap ikhtiar dan berdoa. Dokter Zaidul menyarankan agar kita minta petunjuk Allah SWT, supaya diberikan jalan keluar.
Melalui sebuah video, dokter yang kerap disapa ustaz itu mengatakan, dia sudah membuktikan perkataannya dengan banyaknya kisah yang ia dapatkan tentang orang-orang yang berhasil sembuh karena berpasrah diri kepada Allah SWT.
"Banyak kisah yang saya dapatkan. Subhanallah ada orang gagal ginjal, dia pasrah. Tiba-tiba ada orang kasih tau 'Pak coba minum daun kelor'," ujarnya dalam video yang diunggah di Instagram @jurussehatrasulullah_, dikutip VIVA, Selasa 28 September 2021.
"Daun kelor itu subhanallah luar biasa dahsyatnya. Apalagi kalau Anda mau ngikat logam berat pakai daun kelor itu bisa," tambah dia.
Lalu, bagaimana resep atau cara menggunakan daun kelor untuk mengikat logam berat dalam tubuh?
"Daun kelor diblender boleh lah. Atau daun kelor Anda masukin ke sini (toples isi air). Penuhin daun kelor di sini, kan murah meriah. Apa yang terjadi? Anda rendam semaleman, Anda saring. Lalu, si daun kelor tadi Anda blender, jadi kaya pasta kan. Itu dibalurin ke badan, itu mengikat logam-logam berat," ungkapnya.
Menurut Zaidul, selain memiliki manfaat yang begitu dahsyat dalam membantu mengobati penyakit gagal ginjal dan mengikat logam berat, tanaman yang memiliki nama latin Moringa Oleifera ini juga sedang populer di negara-negara lain di dunia.
"Daun kelor itu begitu, dahsyatnya. Lagi tren banget itu Moringa di dunia. Dan mahal mereka jualnya," tutur dr. Zaidul Akbar.
Disinggung Pasha Ungu Soal Tak Dapat Bansos, Zaidul Akbar Ungkap Cara Sembuhkan Celebral Palsy
Pasha Ungu baru-baru ini mengadukan masalah anak penderita celebral palsy yang tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah saat menghadiri rapat kerja Komisi VIII.
