Dokter: Usia Masuk 40, Hindari 6 Makanan Ini
- Pixabay/huskyherz
VIVA – Memasuki usia 40 tahun ke atas, metabolisme tubuh semakin melambat, sehingga mudah terserang penyakit. Untuk itu, orang-orang yang memasuki usia ini disarankan untuk menjaga asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari.Â
Spesialis gizi klinik, dr. Feni Nugraha, MARS, M.Gizi, SpGK, AIFO-K, bahkan menyarankan untuk mengurangi atau bahkan menghindari beberapa makanan berikut ini karena dapat memicu sejumlah penyakit. Lalu, apa saja makanan yang dimaksud?Â
1. Makanan tinggi garam
Dokter Feni menjelaskan, gemar mengonsumsi makanan tinggi garam akan menyebabkan meningkatnya kadar natrium di dalam tubuh, yang bisa menyebabkan terjadinya retensi cairan atau peningkataan kadar air di dalam tubuh, sehingga memicu terjadinya penyakit darah tinggi (hipertensi).
"Dan semakin bertambahnya usia terutama di atas 40, risiko penyakit darah tinggi semakin tinggi. Karena semakin bertambah usia, sudah pasti bertambah kekakuan pembuluh darah. Apalagi kalau ditambah dengan konsumsi makanan tidak sehat," ujarnya dalam tayangan Hidup Sehat tvOne, Kamis 23 September 2021.Â
"Yang perlu diwaspadai adalah si hidden natrium, jadi natrium yang tersembunyi dalam makanan. Contohnya, saus botolan, kecap, salad dressing, makanan instan seperti mi, frozen food, itu sudah pasti tinggi kandungan garamnya. Jadi, harus baca tabel komposisi nutrisi yang ada di belakang kemasan, jangan sampai berlebihan," saran dia.Â
2. Gorengan
Menurut Feni, gorengan mengandung tinggi lemak jenuh atau lemak tidak sehat. Ketika dikonsumsi berlebihan, akan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL).Â
"Nah, peningkatan kadar kolesterol inilah yang dapat menyebabkan penumpukan lemak, sehingga dapat menyebabkan terbentuknya plak di pembuluh darah, yang dapat menyumbat aliran darah salah satunya ke otak yang dapat memicu risiko terjadinya stroke," terang dia.Â
3. Nasi putih, makanan dan minuman manis
Nasi putih, makanan dan minuman manis tinggi akan kalori. Jika dikonsumsi berlebihan, akan meningkatkan kadar kalori yang kita konsumsi dan meningkatkan berat badan hingga memicu obesitas.Â
"Apalagi usia 40 tahun ke atas hati-hati. Karena metabolisme tubuh semakin melambat, sehingga tubuh mudah gemuk, perut juga mudah buncit. Apalagi kalau konsumsi makanan tinggi kalori dapat memicu terjadinya obesitas dan diabetes," ungkapnya.Â
4. Makanan olahan
"Makanan olahan biasanya mengandung tinggi gula, garam, dan lemak jenuh. Ketika kita konsumsi akan memicu risiko penyakit dan menyebabkan inflamasi di dalam tubuh atau peradangan dan menyebabkan terjadinya stres oksidatif, salah satu penyebab terjadinya penuaan dini. Biasanya ditandai dengan munculnya kerutan lebih dini, kulitnya kering, kusam," kata Feni.Â
Selain menyebabkan penuaan dini, konsumsi makanan olahan juga dikaitkan dengan kanker usus besar. Di mana menurut Feni, penyebabnya adalah karena terlalu sering mengonsumsi daging merah olahan, terutama jika proses pengolahannya salah. Apa contohnya?Â
"Misalnya pemanasan suhu terlalu tinggi atau dibakar. Bagian yang hitam atau gosong, itu sifatnya karsinogenik, memicu terjadinya kanker," tuturnya.Â
5. Makanan dari tepung
Makanan berbahan dasar tepung, seperti mi, roti-rotian dan lain sebagainya, mengandung tinggi karbohidrat dan tinggi kalori. Ketika konsumsi terus-menerus dan berlebihan, akan memicu obesitas.Â
"Dan juga usia 40 tahun ke atas proses metabolisme tubuhnya menjadi lebih lambat ini karena faktor hormonal, sehingga mudah gemuk dan buncit. Kalau ditambah lagi makanan tinggi kalori seperti mi dan tepung-tepungan, akan memicu obesitas semakin tinggi," tegas Feni.Â
6. Jeroan
Jeroan mengandung tinggi purin. Jika dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan kadar asam urat di dalam tubuh, yang menyebabkan penumpukan kristal asam urat di persendian. Beberapa gejalanya antara lain, terjadi peradangan, pembengkakan, dan nyeri pada sendi.Â
"Dan faktanya, semakin bertambahnya usia, risiko terjadinya asam urat semakin tinggi, terutama usia 40 tahun ke atas karena berhubungan dengan proses degeneratif, di mana harus konsumsi makanan  yang sehat. Dan sudah pasti jeroan ini tidak sehat karena tinggi purin dan lemak tidak sehat," pungkas dr. Feni Nugraha.