Sumber Penyakit, Zaidul Akbar: Wanita Pantang Makan Ini
VIVA – Tak sedikit yang belum memahami, sumber penyakit berasal dari makanan yang dikonsumsi dengan minimnya gizi yang terkandung di dalamnya. Terlebih bagi wanita, mengonsumsi sembarang makanan malah berisiko pada kesehatan jangka panjangnya.
Dituturkan pendakwah sekaligus praktisi medis, dr. Zaidul Akbar, Islam selalu mengajak untuk menjaga kesederhanaan pola makan. Kesederhanaan yang dimaksud yaitu dengan sumber makanan yang alami serta pengolahan yang baik pula. Namun di masa kini, pengolahan bahan makanan justru berdampak sebaliknya.
"Mulai perbaiki pola makan terutama kurangi makanan berbasis tepung karena itu nanti jadi biang kerok masalah kewanitaan khususnya menstruasi. Atau malah di-stop (makanan berbasis tepung)," ujar Zaidul Akbar dalam kanal YouTube Video Sunnah.
Dari menstruasi yang bermasalah, bisa timbul dampak kesehatan lain yang berakibat fatal pada perempuan. Menurut Zaidul Akbar, asal muasal trennya makanan berbasis tepung sendiri lantaran adanya transformasi atau migrasi makanan yang datang dari luar negeri.
"Kesederhanaan makanan ada kaitannya dengan apa yang diciptakan di suatu tempat. Migrasi makanan atau transformasi dari luar ke Indonesia sangat banyak. Makanan yang kita enggak kenal dan bukan kategori makanan kita, kita makan. Ini semua bermula dari nafsu," imbuhnya.
Dijelaskan Zaidul Akbar, pada dasarnya orang Indonesia tak begitu mengenal bahan tepung dengan kandungan gluten. Masyarakat cenderung mengonsumsi gluten alami dari umbi-umbian dengan pengolahan baik sehingga kondisi kesehatan tubuh lebih baik. Seiring berjalannya waktu, produk tepung-tepungan yang mengandung gluten kian diminati sehingga menjadi pemicu penyakit diabetes, kolesterol, dan penyakit degeneratif lainnya.
"Tapi akhirnya tepung jadi makanan wajib negeri ini sehingga penyakit-penyakit yang bermula dari kenaikan gula, kolesterol dan degeneratif dari makanan cepat saji yang jadi bagian dari kehidupan makanan orang moderen," ujar Zaidul Akbar.
Tak hanya itu, makanan berbasis tepung begitu beraneka ragam bentuk dan rasanya namun dinilai miskin gizi. Maka, Zaidul Akbar menyarankan agar masyarakat, khususnya kaum hawa, bisa kembali menjaga kesederhanaan pola makan dengan makanan alami, seperti cuka dan kurma.
"Sebaik-baiknya lauk adalah cuka. Cuka sebenarnya produk probiotik, fermentasi, masuk ke badan memang luar biasa (efeknya). Manfaat dari makanan dan minuman probiotik mulai dari meningkatkan imun, perbaiki metabolisme dan pencernaan serta jaga berat badan," katanya.Â
Sementara untuk kurma, selain sudah ada di hadist, itu juga menjadi bahan makanan yang kerap dikonsumsi Rasulullah SAW.
"Dalam puasa, Rasul ajarkan kita semua bahwa berbuka dengan kurma dan air putih, ngandelin kurma doang," ucap Zaidul Akbar.