Bukan 5000 IU, Ini Dosis Tepat Konsumsi Vitamin D yang Disarankan

Ilustrasi vitamin D.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Konsumsi vitamin D sangat penting terutama di masa pandemi, sebagai pendongkrak imunitas tubuh. Meski begitu, tentu dosis yang dikonsumsi harus tepat dan tidak boleh berlebihan. Lalu, berapa sih dosis konsumsi vitamin D yang disarankan? 

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Spesialis gizi klinik, dr. Feni Nugraha, MARS, M.Gizi, SpGK, AIFO-K menjelaskan, Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk vitamin D yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan adalah sebesar 600 IU per hari untuk usia dewasa hingga 64 tahun dan 800 IU per hari untuk usia lanjut, yaitu 65 tahun ke atas.

"Tetapi faktanya, angka kejadian kekurangan vitamin D di Indonesia masih cukup tinggi yang disebabkan karena beberapa faktor," ujarnya dalam tayangan Hidup Sehat tvOne, Selasa 7 September 2021. 

2 dari 5 Orang Indonesia Berisiko Osteoporosis, Ini Nutrisi dan Gaya Hidup yang Harus Diperhatikan

"Salah satunya karena faktor lingkungan dan posisi lintang suatu tempat yang memengaruhi paparan sinar matahari yang masuk, atau polusi di kota-kota besar yang menyebabkan sinar matahari yang mencapai ke permukaan bumi jadi berkurang," lanjut dia. 

Selain itu, faktor lainnya menurut dokter Feni adalah dari diri sendiri, misalnya faktor usia. 

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

"Semakin bertambahnya usia, produksi dari vitamin D-nya berkurang, atau karena faktor obesitas. Ternyata obesitas juga dapat meningkatkan risiko kekurangan vitamin D. Vitamin D ini bisa masuk ke dalam sel lemak," kata dia. 

Kemudian faktor terakhir yang membuat angka kejadian kekurangan vitamin D di Indonesia tergolong tinggi adalah karena penduduk Indonesia kurang suka berjemur

"Karena mungkin takut hitam. Sama mungkin ada variasi genetik yang menjadi isu sekarang ini. Di mana ada kelainan genetik di dalam memetabolisme vitamin D bentuk aktif, sehingga walaupun kita berjemur kadar vitamin D tetap rendah. Inilah yang membutuhkan pemberian suplementasi," terang dia. 

Terlebih, Feni mengungkapkan, kebanyakan orang sudah mulai aktif ke kantor lagi, sehingga aktivitas berjemur menjadi berkurang. Maka dari itu, Feni menyarankan agar kita tetap memerhatikan asupan vitamin D. 

"Bagi Anda penyintas COVID-19 dan Anda yang sudah melakukan vaksinasi, tetap harus memerhatikan asupan vitamin D. Kenapa? Karena vitamin D ini memang sangat penting untuk membantu meningkatkan imunitas tubuh kita," saran dia. 

Menurut Feni, vitamin D juga dapat meningkatkan kinerja dari sel-sel imun yang terdapat di dalam tubuh kita. 

"Jadi si vitamin D ini, dia bisa meningkatkan kinerja dari sel-sel imun dalam tubuh kita. Contohnya seperti limfosit, makrofag, kemudian menghasilkan cathelicidin dan defensin. Ini fungsinya sebagai antivirus, anti bakteri dan juga membantu menurunkan peradangan," ungkapnya. 

Nah, karena angka kekurangan vitamin D tergolong tinggi di Indonesia, maka Feni menjelaskan, pemberian suplementasi vitamin D, boleh melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Namun, tidak sampai 5000 IU. 

"Berapa banyak? Bisa mengonsumsi sekitar 1000 hingga 4000 IU per harinya untuk menjaga agar imunitas tubuh kita tetap baik," kata dr. Feni Nugraha.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya