Usai Vaksin COVID-19, Perlukah Lakukan Tes Antibodi?
- ist
VIVA – Untuk mencapai kekebalan yang optimal tubuh membutuhkan waktu. Sehingga, antibodi seseorang baru akan terbentuk 2-4 minggu setelah mendapatkan vaksin COVID-19 dosis lengkap.
Namun, tak sedikit yang penasaran apakah benar antibodi di dalam tubuhnya sudah terbentuk atau belum pasca dilakukannya vaksinasi. Nah, untuk mengetahuinya, biasanya dilakukan tes antibodi.
Lalu pertanyaannya, apakah perlu melakukan tes antibodi pasca vaksinasi COVID-19 untuk mengetahui apakah antibodinya sudah terbentuk atau belum?
Spesialis penyakit dalam, dr. Suzy Maria, Sp.PD-KAI, menegaskan, tes antibodi tidak perlu dilakukan usai menjalani vaksinasi COVID-19. Apa alasannya?
"Apakah terbentuk antibodi atau tidak pada berapa persen orang yang divaksinasi, sebenarnya datanya sudah dapat dari uji klinis atau penelitian. Jadi dari penelitian itu sudah dapat, 97-100 persen orang yang divaksin, itu akan membentuk respons kekebalan tubuh yang baik. Jadi, sebenarnya tidak perlu lagi kita periksakan," ujarnya dalam tayangan Hidup Sehat tvOne.
Dokter Suzy menambahkan, antibodi memang salah satu yang mudah untuk diperiksakan. Tapi sebenarnya, respons kekebalan tubuh kita sangatlah kompleks.
"Jadi, kekebalan tubuh kita sangat banyak komponennya dan semuanya bekerja masing-masing dan semuanya terangsang dengan vaksinasi. Jadi kalau diperiksakan antibodi itu hanyalah pemeriksaan salah satu, meskipun misalnya antibodinya kurang begitu tinggi, tapi yang lain tetap merespons. Kekebalan tubuh yang sel-selnya juga tetap merespons. Cuma itu kan sulit kita periksakan dari laboratorium," terang dia.
Maka dari itu, Suzy meminta agar masyarakat tidak perlu panik, apalagi sampai memeriksakan diri untuk melakukan tes antibodi.
"Atau nanti jadi panik antibodi saya kok tidak tinggi. Respons kekebalan tubuh kita lebih dari sekadar antibodi saja," tegas dr. Suzy Maria.
