Bolehkah Anak dengan Diabetes Vaksin COVID-19? Ini Saran IDAI
- Northwell Health
VIVA – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat sebanyak 1.249 anak Indonesia mengidap diabetes melitus tipe 1 (DMT1). Namun banyak orang tua yang belum memahami penanganan tepat pada anak dengan diabetes, termasuk untuk memberi vaksin COVID-19.
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr dr Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon) mengatakan, anak dengan DMT1 bisa menerima vaksin COVID-19 dengan syarat, kadar gula darahnya terkontrol. Selain itu, pasien anak DMT1 dapat konsultasi ke dokter agar memastikan tubuhnya siap divaksinasi.
"Tidak masalah. Tidak ada kontraindikasi untuk mereka (anak-anak dengan diabetes tipe 1 terkontrol). Itu ada di surat rekomendasi IDAI. Jadi, jangan ragu untuk pergi ke pusat vaksinasi dan dapatkan suntikan (vaksin)," kata Prof. Aman dalam konferensi pers bersama Novo Nordisk, baru-baru ini.
Diketahui DMT1 adalah penyakit kronis yang serius dan sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan. Dalam waktu sepuluh tahun terakhir, prevalensi DMT1 di Indonesia meningkat tujuh kali lipat, dari 3,88 per 100 juta penduduk pada tahun 2000 menjadi 28,19 per 100 juta penduduk pada tahun 2010.Â
Karena tingginya angka underdiagnosis (pasien yang tidak terdiagnosis) dan misdiagnosis (pasien dengan hasil diagnosis yang salah), angka pasti prevalensi DMT1 pada anak-anak diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan data yang sudah ada. Untuk itu, orang tua harus mengenali gejala dini DMT1 pada anak.
"Gejala yang harus diwaspadai orang tua, adalah ketika anak mengalami gejala berupa sering haus dan sering buang air kecil, serta banyak makan tapi berat badannya justru turun," lanjut Prof. Aman.Â
Prof Aman menilai, perkembangan penanganan diabetes sejak 100 tahun penemuan insulin memungkinkan anak-anak dengan DMT1 dapat hidup dengan lebih baik dan sehat. Sayangnya, prognosis DMT1 hampir tidak berubah sejak ditemukannya insulin.Â
"Kenyataannya, masih banyak anak-anak yang meninggal akibat diabetes tipe-1 karena kurangnya pendidikan diabetes, layanan kesehatan khusus, peralatan untuk memantau diabetes, dan juga obat-obatannya," bebernya.
Untuk itu, Prof Aman menegaskan, penanganan DMT1 harus komprehensif. Salah satu permasalahan yang dihadapi terkait diabetes adalah data. Hal tersebut, katanya, dapat diatasi melalui pembuatan sistem registrasi melalui aplikasi bersama Novo Nordisk.
"Aplikasi ini akan meliputi sistem registrasi, edukasi, rekomendasi pengobatan dan monitoring. Saya meyakini jika kita bisa membuat apliaksi yang komprehensif, Indonesia akan menjadi negara pertama yang memiliki sistem yang tepat bagi anak-anak dengan DMT1 dan membantu tiap aspek penanganannya," katanya.