dr. Nadia: Penderita Eating Disorder Disarankan ke Psikolog
- Pexels/Kaboompics
VIVA – Perilaku makan menyimpang atau dikenal dengan eating disorder merupakan gangguan makan yang bisa membuat penderita jadi terlalu kurus atau bahkan terlalu gemuk. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari faktor genetik, biologi, psikologis bahkan lingkungan.
Namun mayoritas orang masih cukup kesulitan untuk memahami penyakit ini. Menurut dr. Nadia Alaydrus, eating disorder bukan hanya erat kaitannya dengan pencernaan, tetapi juga mental atau psikologis.
"Eating disorder itu memang sebenarnya gangguannya ada pada psikologis, jadi bukan dari pencernaannya dulu," kata dr. Nadia.
Seperti diketahui, salah satu eating disorder berasal dari dalam diri sendiri. Maka dr. Nadia menyarankan untuk memeriksakan diri ke psikolog sebelum ke dokter lainnya.
"Pencernaan ini terkena impact-nya setelah terkena eating disorder, makanya sebelum memeriksakan ke dokter penyakit dalam, periksa terlebih dahulu ke dokter spesialis kejiwaan atau psikolog," ucap dr. Nadia.
Eating disorder juga bisa menyerang siapa saja. Namun dr. Nadia menyebut ada beberapa rentang usia yang paling mudah terserang. Hal ini juga harus jadi perhatian.
"Ini (eating disorder) biasanya bisa menyerang usia berapa aja, tapi yang paling sering itu usia 13 sampai 17 tahun, makanya kita harus benar-benar perhatikan (lingkungan sekitar)," ujarnya
Eating disorder juga terduru dari 6 jenis. Dua diantaranya sudah cukup populer didengar, yakni yaitu Bulimia dan Anoreksia Nervosa.Â
Anoreksia Nervosa adalah kondisi yang berpotensi mengancam jiwa karena membuat penderitanya memiliki berat badan sangat rendah. Hal ini karena penderitanya tidak mau untuk makan karena takut berat badannya naik.
Sementara Bulimia Nervosa buat penderitanya makan dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat, tapi diikuti usaha untuk memuntahkan makan, minum obat pencahar, atau obat penekan nafsu makan. Hal ini tentang eating disorder ini akan lebih jauh dibahas dr. Nadia lewat Podcast Kata Dokter.