Studi: Varian Delta Tingkatkan Risiko Rawat Inap

Ilustrasi pasien dalam pengawasan perawat
Sumber :
  • Anadolu Agen

VIVA – Sebuah penelitian terbaru mengungkap fakta mengenai varian Delta yang saat ini telah menyebar di berbagai negara. Dalam penelitian yang diterbitkan pada Jumat kemarin, terungkap orang yang terpapar varian delta dua kali berisiko dirawat di rumah sakit dibandingkan yang terinfeksi oleh varian Alpha yang pertama kali terdeteksi di Inggris pada akhir tahun lalu.

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Studi ini didasarkan pada lebih dari 43 ribu kasus COVID-19 dari sebagian besar orang yang tidak divaksinasi di Inggris. Dan membandingkan risiko rawat inap bagi orang yang terinfeksi varian delta yang pertama kali terdeteksi di India dengan orang yang terpapar varian Alpha.

"Analisis kami menyoroti bahwa dengan tidak adanya vaksinasi, setiap wabah Delta akan memberikan beban yang lebih besar pada perawatan kesehatan daripada epidemi Alpha," kata salah satu penulis utama studi dan ahli statistik Universitas Cambridge, Anne Presanis seperti dikutip dari laman Asiaone.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Lebih lanjut, studi ini didasarkan pada kasus di bulan Maret hingga Mei selama tahap awal kampanye vaksinasi COVID-19 Inggris. Sehingga tidak dapat menilai risiko tambahan masuk rumah sakit untuk orang yang tidak divaksinasi atau sebagian divaksinasi.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Infectious Diseases, sejauh ini adalah yang terbesar untuk menganalisis kasus COVID-19 yang dikonfirmasi oleh pengurutan genom virus.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Untuk diketahui, data CDC menunjukkan, setiap orang yang terinfeksi virus corona varian Delta rata-rata bisa menularkan penyakitnya kepada 8-9 orang.

Studi yang dipublikasikan di bioRxiv menunjukkan, mutasi yang terjadi pada varian Delta menjadi alasan varian ini lebih menular dibanding virus corona biasa atau varian lain seperti varian Alfa.

Mutasi pada virus corona ini meningkatkan kemampuan protein lonjakan mengikat sel manusia untuk menginfeksi. Dengan kata lain, lebih mudah menular dibandingkan varian virus lain.

Data WHO menunjukkan mutasi varian Delta menyebabkan 55 persen lebih mudah menulari dari varian Alfa. Sedangkan varian Alfa, 50 persen lebih menular dari virus corona asli yang pertama kali ditemukan di Wuhan.

Untuk masyarakat, dalam mencegah paparan virus COVID-19 varian delta masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Dengan menggunakan masker, rajin mencuci tangan dan tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan mendesak.

"Pakai masker bisa dicegah asal gak keluar rumah. lockdown, pakai masker, gak terjadi penularan, masalahnya PPKM sudah mulai dilonggarkan, maskernya kenyataanya mulai longgar, cuci tangannya lupa lagi, masih kumpul-kumpul, yang penting kan mencegah penularan vaksin tujuannya kalau sudah divaksin aku kebal aku tidak tertular tidak terjadi penularan semua prinsipnya itu," kata  Ketua Satgas COVID-19, Profesor Zubairi Djoerban kepada VIVA.co.id baru-baru ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya