Hati-hati, Hipertensi Ternyata Lebih Banyak Dialami oleh Wanita

hipertensi
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal.

Hari Ibu: Peneliti Wanita Indonesia Jadi Dokter Pertama Raih NAOS Ecobiology International Award di Prancis

Hipertensi sendiri jarang menunjukkan gejala, namun beberapa orang dengan tekanan darah tinggi melaporkan beberapa gejala. Benarkah demikian? Terkait hal itu, spesialis penyakit dalam dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH angkat bicara.

"Faktanya kebanyakan pasien tidak bergejala. Yang bergejala itu kalau sudah terlalu tinggi. kebanyakan yang tidak bergejala ketahuan pas saat screening," kata Pringgodigdo dalam program Hidup Sehat TvOne, Senin 23 Agustus 2021.

Lebih lanjut dijelaskan Pringgodigdo batasan tinggi sendiri tidak pasti tergantung pada kecepatan kenaikan dan tingginya ada yang sudah bergejala 180/100.

"Tidak bergejala ada juga 180 jadi bergantung dia biasanya berapa kalau ada peningkatan mendadak itu biasanya bergejala, kalau lama di level tertentu tidak bergejala," ujar dia.

Lebih lanjut dijelaskan Pringgo orang dengan hipertensi atau darah tinggi ternyata lebih banyak dialami oleh wanita dan bisa terjadi pada usia muda. Hal ini didasarkan pada data Riskesdas tahun 2018 lalu.

"Data riskesdas 2018 secara total 34,1 persen dewasa umurnya di atas 18 tahun berdasarkan survei dan pemeriksaan ternyata 34,1 persen. laki-laki 31 persen perempuan 36 persen. lebih banyak di perempuan," kata dia.

Lebih lanjut, Pringgo menjelaskan bahwa darah tinggi tidak bisa disembuhkan, namun yang bisa dilakukan adalah dengan mengendalikannya atau dikontrol karena kerusakannya sudah di pembuluh darah.

"Dan beberapa faktor yang menyebabkan sehingga pasien harus melakukan pengobatan seterusnya minum obat rutin atau ubah gaya hidupnya secara teratur sehingga tekanan darah bisa terkontrol," tuturn dia.

Untuk mengendalikan hipertensi atau darah tinggi bisa dilakukan dengan mengubah gaya hidup yang pertama aktivitas fisik saat ini gaya hidup sedentari (kurang gerak). Kemudian melakukan aktivitas fisik dianjurkan seminggu 150 menit bisa mencegah atau menurunkan tekanan darah, dan menjaga berat badan ke berat badan ideal.

"Asupan makanan yang baik mengandung kalium tinggi di sayur-sayuran dan buah-buahan dan juga mengurangi asupan garam. Setelah gaya hidup bisa diberikan obat untuk mengontrol atau mengendalikan. Obat diberikan apabila dengan perubahan gaya hidup ga capai target tekanan darah yaitu kurang dari 140/90. atau tekanan darah tinggi sekali lebih dari 160 sistoliknya kita bisa mulai dengan berbarengan perubahan gaya hidup," ujar dia.

Dijelaskan Pringgo penting untuk mengontrol hipertensi lantaran, jika tidak hipertensi bisa menyebabkan komplikasi atau kerusakan pada organ target.

"Organ yang bisa terkena jantung serangan jantung gagal jantung, otak bisa stroke, ginjal bisa gagal ginjal," jelas dia.