Varian Delta atau Delta Plus, Mana yang Lebih Berbahaya?

Ilustrasi virus corona COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Varian Delta COVID-19, dikenal sangat menular, mudah menyebar dan menimbulkan gejala parah sehingga memicu gelombang kedua virus ini di berbagai negara di dunia.

Di waktu yang sama, varian Delta Plus, yang muncul berurutan dari beberapa kasus yang terjadi di gelombang kedua, disebut membawa mutasi lanjutan dari dua varian yang terlihat menginfeksi bahkan orang-orang yang sudah divaksinasi lengkap, serta menyebabkan kematian.

Tapi, di antara keduanya, manakah yang paling harus diwaspadai? Apakah salah satunya paling menular dibanding yang lainnya?

Dikutip laman Times of India, baik varian Delta dan Delta Plus sama-sama dikategorikan sebagai Variants of Concern (VoC) dan menyebar di banyak negara. Ancaman paling menonjol yang terlihat saat ini adalah di mana cakupan vaksinasi masih rendah.

Varian Delta COVID-19 yang paling bertanggung jawab atas gelombang kedua. Peningkatan kasusnya juga sangat cepat karena tingkat penularannya yang sangat tinggi. Tapi, varian Delta Plus, yang mengandung mutasi dari varian Delta, diberi label lebih mengkhawatirkan.

Secara perbandingan, varian Delta Plus dikatakan hampir 60 persen lebih cepat menyebar dibanding varian Delta.

Meski pengamatan klinis menunjukkan ancaman penularan yang lebih tinggi, namun keberadaan varian Delta Plus masih dalam sisi yang rendah dan hanya ditemukan menyebar dalam tingkat yang lebih lamban dari perkiraan.

Saat ini, meski varian Delta masih menjadi strain COVID-19 yang dominan, dan virusnya sangat aktif, para ahli menyarankan bahwa vairan ini, dengan gejala yang parah bisa menjadi ancaman yang terus ada.

KPK Tahan Tiga Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan APD di Kemenkes, Satu Orang Tidak Hadir

Bukti yang tersedia mengenai penularan dan penyebarannya juga muncul lewat penelitian dan temuan genomik. Menurut para ahli, Delta Plus, meski sangat cepat menyebar dan menimbulkan keparahan, tidak meningkat dengan cepat saat ini.

Varian Delta dianggap ekstrem karena keparahan gejala yang ditimbulkan, dibandingkan dengan strain asli. Keterlibatan paru-paru, kesulitan bernapas, keluhan gastrointestinal (meski pada kasus ringan atau sedang) yang tinggi menjadi apa yang membedakan dengan variants of concern sebelumnya.

Cara Mengelola Keuangan Setelah Kuliah: 7 Langkah Jitu Menuju Stabilitas Finansial!

Sementara varian Delta Plus, yang disebut membawa ciri-ciri dari varian Delta dan Beta, secara sifat membawa keparahan yang lebih tinggi. Beberapa studi menunjukkan bahwa varian ini bisa dengan mudah menembus pertahanan imun, dan mengikat kuat sel reseptor paru-paru. Lebih banyak studi tengah dilakukan untuk menentukan daftar lebih terelaborasi kemungkinan tanda dan gejalanya.

Meski kebanyakan gejala mirip dengan varian Delta, berikut bisa menjadi tanda yang harus diperhatikan.

Lekas Pulih dari COVID-19, Indonesia Sukses Lalui Pandemi Mencekam

- Keterlibata paru-paru di stadium awal
- Sesak napas dan kesulitan bernapas
- Demam yang lebih panjang dan batuk menetap
- Gejala gastrointestinal
- Ruam kulit dan alergi
- Mata kering dan berair
- Kehilangan nafsu makan dan mual

Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Dewan Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI) José Manuel Barroso.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Ketua Dewan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), Jose Manuel Barroso berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dengan Indonesia dalam upaya memperkuat imunisa

img_title
VIVA.co.id
7 Desember 2024