PPKM Mampu Tekan Penambahan Kasus COVID-19 di Jakarta

Ilustrasi jaga jarak/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Angka kasus COVID-19 harian baru nasional di Tanah Air berangsur menurun hingga Rabu 19 Agustus 2021, tercatat jumlahnya mencapai 15.768 kasus. Selain itu, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat secara nasional juga berangsur-angsur turun. 

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Setelah sempat menyentuh angka 92.567 pasien yang dirawat di ruang perawatan isolasi maupun intensif di 22 Juli 2021 lalu, hingga 17 Agustus kemarin, pasien dirawat secara nasional turun menjadi 50.487 pasien. 

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, pada Selasa 18 Agustus 2021 mengatakan, untuk di wilayah DKI Jakarta, jumlah pasien yang dirawat, baik di ruang perawatan isolasi maupun intensif, berjumlah 4.934 per 17 Agustus, atau tinggal 28 persen dari kapasitas ruang perawatan isolasi dan intensif yang mencapai 17.584. Begitu juga halnya dengan Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Nadia menambahkan, pemerintah bekerjasama dengan seluruh pihak telah menerapkan PPKM Darurat yang dilanjutkan dengan PPKM level 2, 3 dan 4 sesuai dengan dinamisnya perkembangan situasi di lapangan. 

Sesuai dengan evaluasi mingguan yang dilakukan Kementerian Kesehatan, menunjukkan terjadi penurunan kasus 17 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Penurunan kasus signifikan terutama terjadi di provinsi DKI Jakarta, Sumatera Barat, dan Maluku Utara. Menurut Nadia, pada pekan lalu, pemerintah mencatatkan angka testing rate sebesar 3,25 per 1000 penduduk per minggu. 

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Dia mengakui, angka ini menurun dibandingkan pekan sebelumnya. Akan tetapi, yang tetap patut diapresiasi adalah seluruh provinsi telah mencapai testing rate minimal yang disyaratkan oleh WHO.

Positivity rate nasional kita tercatat pada angka 21,4 persen, menurun dibandingkan minggu sebelumnya, dan kita berupaya untuk terus menurunkan positivity rate sambil mempertahankan upaya-upaya kesehatan masyarakat yang lain, yaitu penemuan kasus, testing, pelacakan dan isolasi, serta kepatuhan terhadap protokol kesehatan,” ujarnya seperti dalam keterangannya. 

Nadia memaparkan, positivity rate kurang 10 persen tercatat di DKI Jakarta, Riau, dan Banten. Dia berharap juga dapat terjadi di provinsi lain. Capaian positif lain, lanjutnya, adalah tidak ada provinsi yang melaporkan Bed Occupancy Ratio (BOR) lebih 80 persen. Sedangkan untuk BOR ICU lebih 80 persen dilaporkan di Sumatera Utara.

Nadia juga mengungkapkan, terjadi penurunan angka kematian sebesar kurang lebih 8 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Sesuai dengan rekomendasi WHO bahwa angka kematian dinilai per 7 hari dikarenakan akan memberikan gambaran yang lebih tepat, mengingat ada kematian yang belum dilaporkan secara real time sehingga masih terlihat fluktuatif perhari secara absolut. Selain itu yang paling penting adalah menilai tren dari angka kematian tersebut per pekannya.

“Kami berharap hal ini menjadi tanda positif semakin menurunnya angka kematian di minggu-minggu ke depan,”ujarnya.

Dengan penurunan BOR di rumah sakit-rumah sakit, Nadia berharap seluruh pasien COVID-19 yang bergejala berat dan membutuhkan perawatan rumah sakit bisa mendapatkan perawatan yang selayaknya sesuai standar sehingga mampu menurunkan angka kematian.

Hal ini juga bisa menjadi bukti keberhasilan vaksinasi kita bahwa vaksin yang kita gunakan mampu untuk mencegah kasus parah dan juga kematian akibat COVID-19,katanya.

Nadia juga mencontohkan, atas kerja keras semua pihak, DKI Jakarta mampu menekan angka penambahan kasus dan angka kematian COVID-19 di level lebih rendah dibandingkan periode awal dilaksanakannya PPKM. Menurutnya, berbagai pembatasan kegiatan masyarakat serta penguatan prokes memainkan peran di provinsi DKI Jakarta dalam menurunkan laju penularan penyakit dan juga sekaligus meningkatkan kapasitas respon penanggulangan pandeminya.

“Dengan upaya yang masif untuk penanggulangan COVID-19 melalui peningkatan testing, penguatan pelacakan kontak erat, kegiatan isolasi/karantina dan penguatan kepatuhan terhadap protokol kesehatan, mampu untuk menekan dan tentu meringankan sistem kesehatan yang ada di provinsi DKI Jakarta,” kata Nadia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya