Tips Pernikahan Langgeng, Aisyah Dahlan Ungkap 3 Karakter Suami

Ilustrasi pasangan.
Sumber :
  • Freepik/lookstudio

VIVA – Sosok laki-laki sebagai kepala rumah tangga memiliki karakter yang tentunya jauh berbeda dengan perempuan, baik itu dari sisi cara berbicara serta keinginan terpendamnya. Sayangnya, banyak perempuan yang belum cukup memahami sehingga bisa berdampak buruk para pernikahannya.

Wujudkan Pernikahan Impian yang Sakral dan Berkesan dengan Sentuhan Tradisional

Untuk bisa memiliki pernikahan yang langgeng hingga maut menjemput, dibutuhkan rasa saling memahami. Terlebih, Allah SWT memang menciptakan laki-laki dan perempuan dengan anatomi berbeda sehingga menghasilkan sikap yang tak sama.

Ada kalanya, perempuan kerap ingin membicarakan banyak hal pada laki-laki, yang bisa jadi sumber kemarahan. Namun, laki-laki cenderung tak terlalu banyak bicara hal detail, yang rupanya malah membuat sang istri ngambek.

Seperti Ini Detail Pernikahan Nissa Sabyan dan Ayus

Nah, agar saling memahami, yuk para istri mulai mengenali suaminya sehingga bisa bersikap lebih bijak. Dengan begitu, pernikahan bisa lebih awet dan langgeng serta makin disayang suami. Berikut 3 karakter utama para pria yang dirangkum dari paparan pendakwah sekaligus praktisi medis, dr. Aisyah Dahlan, dari akun YouTube Rumil Al-Hilya.

Cukup dipahami

Sah! Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah, Netizen: Pelakor Versi Syariah

Saat datang masalah, banyak suami lebih memilih diam seribu bahasa tanpa membahasnya dengan istri. Sebaliknya, perempuan selalu menceritakan detail masalah sekecil apapun pasa suaminya. Disinilah perbedaan karakter yang paling mencolok.

"Laki-laki itu mau dilihat sebagai hero. Makanya, dia harus beri solusi dulu baru cerita masalahnya, kita juga harus mengerti itu karena laki-laki nggak semuanya dia ceritain," tuturnya.

Untuk itu, Aisyah Dahlan menganjurkan agar para istri atau ibu bisa bersabar saat melihat suami atau anak laki-lakinya diam ketika terjerat masalah. Sebab, diamnya laki-laki adalah untuk bisa memecahkan masalah seorang diri sehingga nantinya akan diceritakan pada ibu atau istrinya.

"Kalo laki-laki lagi tertekan, enggak akan mau bicara. Cukup bilang, 'panggil ya kalau udah mau cerita', sambil siapkan makanan. Tak usah berprasangka bukan-bukan. Laki-laki senang kalau dipahami," katanya.

Bertanggungjawab

Kebanyakan, para perempuan mencurahkan unek-unek di hati hanya untuk didengarkan. Berbeda dengan pria, ketika mendengar curahan hati perempuan, akan menawarkan solusi.

"Makanya biar nggak berantem, kalau mau curhat, omongin dari awal kalau suami cukup dengar saja, itu aman," kata Aisyah Dahlan.

Akan tetapi, perempuan sebaiknya lebih mencoba memahami suami dengan tetap mendengarkan solusi yang ditawarkan. Ditambah, dengan adanya perspektif baru bisa menjadi sesi diskusi yang menyenangkan antara suami dan istri. Dengan begitu, suami akan lebih senang dan merasa mampu menjalankan tanggungjawabnya.

"Apabila kita curhat dan suami kasih solusi, kita harus langsung mikir, oh dia sayang banget sama aku. Solusi itu diberikan karena wujud tanggungjawabnya," ujarnya.

Tak tahan kontak mata

Kerap menjadi perdebatan, rupanya alasan utama laki-laki dan perempuan tak mampu bertatapan dalam waktu lama adalah anatomi yang dibentuk berbeda. Untuk itu, perempuan tak perlu susah payah meminta suaminya agar bisa kontak mata ketika berbicara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya