Ibu Hamil dengan 4 Kondisi Ini Berisiko Besar Terpapar COVID-19
- Freepik/drobotdean
VIVA – Ibu hamil termasuk dalam kelompok yang rentan terpapar COVID-19. Akan tetapi, dokter menegaskan tak semua ibu hamil melainkan dengan kondisi tertentu sehingga meningkatkan risiko terpapar sekaligus terinfeksi COVID-19.
Hal itu dijelaskan oleh dokter spesialis kandungan, dr.Anggia Melanie Lubis, SpOG, dalam acara Hidup Sehat, TvOne. Menurutnya, ada 4 kondisi yang membuat ibu hamil lebih rentan terpapar COVID-19 diantaranya usia, komorbid, berat badan, serta profesi.
"Pertama pada ibu hamil yang di usia 35 tahun. Lalu, dengan komorbid seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung bawaan, dan ginjal," kata dr Anggia Melanie, Jumat 6 Agustus 2021.
Selanjutnya, berat badan yang dimaksud adalah ibu hamil yang termasuk ke dalam indeks massa tubuh angka 30 atau kelompok obesitas. Keempat, ibu hamil yang memiliki profesi sebagai tenaga kesehatan sehingga lebih rentan terpapar dan terinfeksi.
"Sebagaimana kita tahu, ibu hamil di usia 35 tahun dan komorbid, organ di tubuh sudah bekerja berat otomatis akan turunkan imunitas. Di situ membuat mereka lebih rentan terpapar," ujar dia.
Sementara pada pasien ibu hamil yang obesitas, tentu akan mengalami penurunan imunitas akibat kelebihan berat badannya. Untuk itu, dianjurkan bagi ibu hamil dengan risiko tinggi tersebut agar segera melakukan vaksinasi.
"Harus vaksin terutama kelompok yang dengan risiko tinggi," katanya.
Apabila sudah terlanjur terpapar COVID-19, dokter Anggia menegaskan tak perlu panik menghadapinya. Ibu hamil tetap di rumah dan segera konsultasi ke dokter melalui telemedicine.
"Sehingga dokter bisa menetapkan kondisi ibu hamil, apakah tanpa gejala, ringan, sedang, atau berat. Karena akan diberi terapi sesuai gejala masing-masing," tutur dr Anggia.
Pada ibu hamil yang didiagnosis tanpa gejala maupun gejala ringan, dokter akan anjurkan untuk menjalani isolasi mandiri (isoman). Ibu hamil dapat melakukan isolasi mandiri dengan istirahat, konsumsi vitamin dan bekali diri dengan termogun serta oksimetri.
"Dianjurkan juga tetap memantau gerak janin, di mana gerakannya minimal 10 kali sejak bangun hingga tidur malam hari, yang artinya kondisi janin masih baik," kata dia lagi.