Hati-hati, Konsumsi Gorengan Picu Pengentalan Darah Penyintas COVID-19
- Pixabay/pexels
VIVA – Sembuh dari COVID-19 mungkin tidak mudah bagi sebagian besar orang. Banyak yang masih merasakan gejala long covid setelah sembuh. Maka dari itu penting untuk mengonsumsi makanan yang tepat usai dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Memilih makanan pun juga perlu diperhatikan. Jangan sampai makanan yang dikonsumsi malah dapat memperburuk kondisi tubuh. Spesialis Gizi Klinik, dr Feni Nugraha,MARS,MGizi, SpGK. menjelaskan, ada sejumlah makanan yang perlu dihindari oleh penyintas COVID-19.
Salah satunya adalah menghindari mengonsumsi makanan instan dalam kemasan. Sebab, makanan instan dalam kemasan mengandung tinggi gula, tinggi garam, tinggi lemak jenuh.
"Hati-hati kalau dikonsumsi berlebihan bisa meningkatkan inflamasi atau peradangan dalam tubuh dan juga dapat menurunkan daya tahan tubuh. Hal ini juga berlaku untuk pasien yang tidak terinfeksi juga harus membatasi atau mengurangi makanan instan," kata Feni dalam program Hidup Sehat tvOne, Kamis 5 Agustus 2021.
Selain itu, kata Feni, makanan instan biasanya mengandung bahan tambahan pangan atau zat aditif yang ditambahkan di dalamnya. Dimana, fungsinya untuk mengawetkan makanan atau mencegah kerusakan makanan.
"Ketika dikonsumsi berlebihan memang berdampak kurang baik bagi kesehatan dan daya tahan tubuh bisa menurun," jelas Feni.
Selain makanan instan, Feni juga menyebut penyintas COVID-19 juga disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan gorengan. Karena, makanan gorengan dapat menyebabkan pengentalan darah.
Dijelaskan Feni, seseorang yang terpapar COVID-19 memiliki risiko pengentalan darah. Di sisi lain, ketika seseorang mengonsumsi gorengan tinggi lemak jenuh, konsumsi lemak berlebihan meningkatkan risiko peradangan, risiko penyakit salah satunya sindrom metabolik, diabetes, penyakit jantung, darah tinggi, meningkatkan obesitas.
"Seseorang yang mengalami obesitas dan sindrom metabolik maka risiko pengentalan darahnya akan semakin meningkaat atau bertambah. konsumsi gorengan yang tinggi akan lemak bisa menurunkan daya tahan tubuh, karena mengganggu komposisi bakteri baik di usus menurun, padahal 70 persen sistem daya tahan tubuh di pencernaan," kata Feni.
Untuk itu, Feni menyarankan untuk mengganti lemak jenuh dengan lemak sehat. Lemak sehat tersebut berasal dari omega 3 yang bisa didapatkan dari ikan, kemudian omega 9 yang bisa didapatkan dari alpukat, kacang-kacangan, zaitun.
"Lemak sehat sifatnya anti trombosit mengencerkan darah atau mencegah risiko pengentalan darah," ujar Feni.