Nikmatnya Makan Pakai Jengkol, Tapi Bahaya Ini Rentan Mengintai

Salah satu menu olahan jengkol di Warung Jengkol.
Sumber :
  • Instagram @cobainajah

VIVA – Jengkol menjadi bahan dasar utama pada sajian nusantara dengan rasa yang lezat dan menggugah selera. Tak heran, jengkol kerap diolah dengan beragam bumbu seperti disemur atau tambahan bumbu balado nan nikmat.

Gunung Lewotobi Laki-Laki Berstatus Awas, Batas Zona Bahaya 7 Kilometer

Masyarakat Tanah Air pun selalu menunggu-nunggu sajian jengkol lantaran sudah pasti membuat lidah bergoyang. Meski lekat dengan rasa nikmat, jengkol tak lepas dari risiko kesehatan yang menganggu tubuh.

"Jengkol memang dianggap bisa mengangkat nafsu makan. Namun, makan jengkol juga berisiko. Sebab, jengkol mengandung asam jengkolat yang mudah mengkristal," ujar Ketua Satuan Gugus Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban, dalam cuitan twitternya.

Menu Makan Siang Jokowi dan Prabowo di Istana: Lontong Kikil

Sehingga, kata Prof Zubairi, hal itu dapat mengakibatkan terbentuknya kristal jengkolat di ginjal sehingga menyumbat aliran air kencing. Dampak ini pun kerap beriringan dengan asumsi masyarakat mengenai masalah jengkolan. Bagaimana kata Prof Zubairi?

"Risiko jengkolan ini tidak tergantung banyaknya jengkol yang dikonsumsi. Tapi tergantung pada kerentanan tubuh seseorang. Orang yang rentan, mengonsumsi sedikit jengkol saja, maka dapat menyebabkan terjadinya jengkolan," jelasnya.

Tak Pernah Sholat dan Zakat Tapi Rezeki Selalu Bagus, Buya Yahya Ingatkan Bahaya Istidraj

Prof Zubairi menyebut, belum ada data pasti mengenai kerentanan yang dimaksud pada diri individu terkait jengkolan. Namun, diduga kuat faktornya berasal dari genetik dan lingkungan.

"Yang jelas, jengkol yang tua itu mengandung lebih banyak asam jengkolat ketimbang jengkol muda," paparnya.

Beberapa gejala jengkolan yang kerap menghambat aktivitas seperti sakit perut yang amat sakit (kram), sangat nyeri ketika buang air kecil, urin sedikit dan sering mengandung darah.

Bahkan, pada kasus berat, urine bisa tidak keluar sama sekali. Bisakah diatasi dengan cara mudah? Untungnya, ya, Anda bisa mengonsumsi air soda agar jengkolan bisa diatasi.

"Untuk mengatasi jengkolan, seseorang harus diberi air soda. Diharapkan sifat basa dari air soda dapat menetralisir asam jengkolat. Selain itu, minum air putih dalam jumlah banyak juga baik. Tujuannya agar kristal jengkolat larut dan keluar bersama urine," jelasnya.

Ditambahkan Prof Zubairi, gejala ringan jengkolat juga harus diwaspadai. Jika penyumbatan air kencing terjadi terus menerus, maka akan berbahaya bagi ginjal.

Aliran urine yang tidak lancar mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih dan pembengkakan ginjal yang akhirnya berisiko gagal ginjal.

"Jika infeksi berlangsung lama, maka dapat menimbulkan kerusakan permanen pada ginjal," lanjutnya.

Ilustrasi menguap, mengantuk, malas.

Mengantuk Parah Setelah Makan Siang, Tanda Diabetes?

Gula darah yang tinggi dikenal sebagai hiperglikemia, yang umum terjadi pada penderita diabetes.

img_title
VIVA.co.id
7 November 2024