Obat Tradisional untuk COVID-19 Diperbolehkan, Ini Syaratnya
- Pinkvilla
VIVA – Dalam mengatasi pasien COVID-19, masyarakat kerap menggunakan obat tradisional yang diyakini dapat menyembuhkan. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan bahwa pemerintah sebenarnya mendukung upaya tersebut.
"Pemerintah mendukung, penggunaan obat tradisional oleh masyarakat, asalkan telah mendapatkan izin lisensi dari Badan POM," jelasnya dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, baru-baru ini.
Selama pandemi berjalan, sudah banyak bukti ilmiah terkait obat COVID-19 dan terus berkembang. Banyak diantaranya sudah terbukti dan berkhasiat melalui uji klinis. Sejauh ini WHO menyarankan beberapa jenis obat yang digunakan pasien COVID-19 yang berdasarkan temuan klinis dan di bawah pengawasan dokter.
"Masyarakat perlu mengetahui sebelum dapat mengklaim sebuah obat, maka perlu uji klinis terlebih dahulu," ujarnya.
Bicara mengenai pengobatan, Universitas Indonesia (UI) membuat terobosan baru melalui kerja sama dengan PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana).
Melalui kerja sama ini Etana dan UI berkomitmen akan melakukan penelitian, pengembangan sumber daya manusia, dan pengembangan obat berbasis bioteknologi, yang dapat diproduksi dan dipasarkan dalam skala industri. Hal itu dilakukan guna mendukung program pemerintah di bidang kesehatan, dan menciptakan ketahanan Kesehatan Nasional.
Nathan Tirtana sebagai Direktur Utama PT Etana Biotechnologies Indonesia mengatakan, kerja sama dengan Universitas Indonesia ini merupakan sinergi yang baik antara industri dengan akademia dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang bioteknologi untuk mengembangkan dan memproduksi produk biologi.
"Harapan kami kerja sama ini dapat menghasilkan obat berbasis bioteknologi yang dapat bermanfaat bagi industri kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia," ujarnya dalam keterangan pers.
Senada, Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro, SE., MA., Ph.D, menyebut ini menjadi langkah awal dalam membentuk kemitraan strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia di Universitas Indonesia untuk menjadi lebih kompeten di bidang kesehatan, khususnya bioteknologi.
Ia berharap hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia kesehatan di Indonesia.
"Selama ini, berbagai riset telah dilakukan di UI, terutama di masa pandemi COVID-19, guna membantu pemerintah dalam menghadapi berbagai masalah dan dampak akibat penyakit tersebut," tuturnya.
Bioteknologi sudah berkembang sedemikian pesat, terutama di negara-negara maju. Teknologi ini memungkinkan manusia memeroleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker.
“Kami berharap, lewat kerja sama di bidang bioteknologi modern bersama Etana, akan menghasilkan produk yang bermanfaat bagi orang banyak,” ujar Prof. Ari.