Varian Delta Mengganas, 536 Ibu Hamil Terpapar COVID-19
- Freepik/user18526052
VIVA – Varian delta COVID-19 kini diakui sangat infeksius dibanding varian terdahulunya yang berasal dari Wuhan, China. Terbukti, kasus dan angka kematian melonjak tajam sehingga memerlukan pencegahan dini, salah satunya dengan vaksinasi.
Berdasarkan data terkini dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), sebanyak 536 ibu hamil terpapar COVID-19. Kemudian, 5,19 persen di antaranya merupakan orang tanpa gejala (OTG).
Perwakilan POGI Surabaya, dr Manggala Pasca Wardhana, SpOG(K) membeberkan, di rumah sakit tempatnya praktik, kasus COVID-19 selama 1,5 bulan meningkat tajam. Hal itu dibandingkan dengan kasus COVID-19 di awal pandemi, di mana peningkatan kasusnya tak drastis seperti saat ini.
"Total kasus COVID-19 selama 1,5 bulan, angkanya sudah melebihi dari total kasus COVID-19 selama 9 bulan saat pertama kali ada di Indonesia. Saking banyaknya yang terinfeksi, jadi membebani rumah sakit," kata dokter Manggala dalam acara virtual bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jumat 30 Juli 2021.
Disebutkan dokter Mandala, biasanya pasien COVID-19 datang ke rumah sakit dengan gejala sedang hingga berat. Menurutnya, awal pandemi orang kesulitan mencari tempat untuk isolasi mandiri, kini banyak yang mencati ruang rawat intensif.
"Saat ini proporsi yang gawat pun sangat tinggi, yang mencari ruang ICU sangat banyak," imbuhnya.
Bukan hanya itu, kasus kematian pada ibu hamil yang terpapar COVID-19 pun sangat drastis jumlahnya. Total angka kematiannya bisa empat kali lipat dibandingkan awal pandemi.
"Yang meninggal di RS sampai 28 pasien ibu hamil selama 1,5 bulan. Dibandingkan 9 bulan awal pandemi, angka kematian 7 pasien ibu hamil. (Gelombang COVID) kali ini sangat parah," kata Mandala.
Paparan COVID-19 pada Tenaga Kesehatan
Hal senada diungkap oleh Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Ari Kusuma Januarto yang menyebut varian baru COVID-19 lebih infeksius. Terbukti dengan 45 dokter obstetri dan ginekologi (obgin) yang meninggal dunia akibat COVID-19 di mana 30 persen kasus kematiannya terjadi pada bulan Juli ini.
"Dokter obgyn mencapai 45 orang yang meninggal. Saya katakan 20-30 persen terjadi dalam satu bulan ini. Ini keprihatinan kami," kata dokter Ari.
Pemicunya, kemungkinan besar berasal dari pasien ibu hamil yang ditangani oleh para dokter tersebut.
Ia mengatakan, salah satu penyebab penularan Covid-19 terhadap dokter obgin yaitu berasal dari ibu hamil yang menjadi pasien mereka. Terlebih, sebagian pasiennya merupakan OTG.
"Ini jadi celah penularan ke dokternya sendiri. Lalu, kita tahu ada beban kerja dari dokter kebidanan sendiri yang berat," ucapnya.
Untuk itu, vaksinasi menjadi upaya penting dalam mencegah penularan COVID-19 sehingga angka kematiannya bisa diminimalisir. Ia mengaku, pihaknya tengah mengupayakan agar vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil bisa diberikan sesegera mungkin.
"Untuk ibu hamil, vaksin ini merupakan salah satu upaya pencegahan selain protokol kesehatan. Vaksin ibu hamil sudah kami dorong hampir satu bulan ini. Insya Allah semua berproses," kata dokter Ari.