Mana Lebih Aman, Terima Donor Darah dari Keluarga atau Sukarelawan?

PMI gelar kegiatan donor darah
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Donor darah sesuai golongan darah terbukti memiliki banyak manfaat yang baik untuk kesehatan. Selain untuk mengangkut dan mendistribusikan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, darah masih memiliki banyak fungsi penting lainnya.

Bappenas: Tapera Bersifat Sukarela, Mirip Tabungan Haji

Misalnya, mengangkut sari-sari makanan dari usus ke jaringan tubuh, mengatur dan mengontrol temperatur tubuh, hingga mengatur distribusi hormon. Namun beredar kabar bahwa yang akan donor darah dan transfusi darah dapat mempengaruhi kesehatan seseorang.

Salah satu opini yang beredar di masyarakat adalah orang dengan darah tinggi dan diabetes yang mendonorkan darah mereka, maka penerima donor darah tersebut juga akan terpapar darah tinggi dan diabetes?

NASA Cari Volunteer untuk Tinggal 1 Tahun di Mars, Ini Syaratnya

Apa benar? Terkait hal itu, Spesialis. Penyakit Dalam. Sub Spesialis. Hematologi Onkologi Medik, DR. dr. Tubagus Djumhana Atmakusuma, Sp.PD-KHOM angkat bicara.

Dijelaskan oleh Tubagus, transfusi darah itu merupakan komponen darah (darah merah, trombosit, plasma dan leukosit) yang ditransfusikan ke manusia adalah darah yang sudah matang.

Moeldoko: Spanduk Capres saat Presiden Jokowi Kunjungan Kerja ke Daerah Sulit Dikontrol

"Darah merah, leukosit, plasma darah adalah suatu produk yang matang yang tidak mengandung lagi DNA atau genetika yang lain sehingga masalah hipertensi, diabetes yang non infeksius tidak akan ditransfusikan. kecuali infeksi hepatitis B, Hepatitis C, HIV, sipilis akan ditransmisikan lewat darah," kata dia, dalam program Hidup Sehat tvOne, Rabu 28 Juli 2021.

Di sisi lain, Tubagus juga membantah bahwa mereka yang akan donor darah dan transfusi darah dapat mengubah karakter dan kesehatan dari penerima darah tersebut.

"Mitos, komponen darah baik darah merah, trombosit, plasma atau darah putih tidak mengandung sifat manusia. Yang ditransmisikan adalah embrional," kata Tubagus.

Di sisi lain, mengenai pendonor darah, Tubagus juga menyarankan bahwa penerima donor darah mendapatkan pendonor sukarela atau volunteer yang lestari daripada pendonor dari pihak keluarga atau teman dekat. Hal ini lantaran pendonor sukarela tadi rutin menjalani screening kesehatan.

"Kalau pilih donor keluarga atau donor sukarela lestari lima tahun sepuluh tahun maka pilih donor sukarela lestari karena mereka terjamin setiap tiga bulan diperiksa hepatitis A, B, C, HIV, Sipilis negatif ini yang dicari," kata Tubagus.

Lebih lanjut, Tubagus menjelaskan bahwa kalau kita kenal keluarga mereka adalah orang baik itu tidak menjamin yang ditransmisikan infeksi tadi tidak ada di pendonor dari keluarga kita.

"Yang paling bagus tidak akan mentransmisikan penularan infeksi adalah donor darah yang volunteer yang tidak dibayar, yang sukarela, yang lestari setiap satu tahun, tiga tahun lima tahun mendonorkan darah itu yang terbaik yang tidak akan mentransmisikan infeksius tadi," jelas Tubagus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya