IDI: 1323 Nakes Gugur, COVID-19 Kian Meluas di Luar Pulau Jawa

(FOTO ILUSTRASI) Tenaga kesehatan menangani kasus COVID-19.
Sumber :
  • Dok. Dinkes Kota Semarang

VIVA – Tren kasus COVID-19 mengalami penurunan semenjak diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Namun, Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mengklaim, penurunan kasus COVID-19 hanya terjadi di pulau Jawa.

"Memang kalau kita lihat turunnya kasus ini bukan hanya di Jakarta, kami dapat laporan turunnya kasus ini juga ada di wilayah di Semarang, Kudus, Pati, Rembang turun," kata dr. Adib dalam konferensi pers virtual bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Selasa 27 Juli 2021.

Akan tetapi, kasus COVID-19 tak serta merta menurun di daerah lain, termasuk luar pulau Jawa. Dokter Adib menilai, kasus COVID-19 malah meningkat di luar pulau Jawa yang seharusnya menjadi kewaspadaan pemerintah daerah.

"Sudah melangkah pada peningkatan kasus di luar Jawa, seperti Jambi, Palembang (di Sumatera Selatan) kemudian Kalimantan Selatan kemudian Kendari (di Sulawesi Tenggara). Itu sekarang juga sudah ada peningkatan kasus beberapa yang sudah dilaporkan," tuturnya.

Ada pun penurunan kasus di pulau Jawa, lanjut Adib, terlihat dari tingkat ketersediaan tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di Jakarta menjadi 76 persen dan BOR ICU menjadi 85 persen. Sama pula dengan BOR di Semarang yang menurun dari 92 persen menjadi 66 persen.

Selain itu, penurun BOR juga terlihat terjadi di Bekasi dan Tangerang. Sementara, peningkatan BOR masih terus terlihat di Yogyakarta dan Surakarta.

Mengenai peningkatan kasus COVID-19 di luar pulau Jawa, Adib menyebut indikatornya terlihat dari permintaan oksigen yang meningkat tajam. "Dari situ kemudian kita melihat bahwa sekarang ini sudah mulai meluas di luar Jawa," ujarnya.

Nakes mulai terbebani

Dengan meningkatnya pasien COVID-19, Adib menyebut bahwa tenaga kesehatan sudah mulai terbebani. Terbukti dengan jumlah dokter yang terpapar COVID-19 sudah mencapai angka 3 ribuan.

Akademisi Sebut Permintaan Kebutuhan Listrik Meningkat Pasca Pandemi COVID-19

“Teman-teman tenaga kesehatan yang terpapar (COVID-19) untuk dokter sudah lebih dari 3000 sebenarnya. Pada Juli ini yang melakukan isoman sebenarnya cukup banyak. Inilah yang kemudian menjadi suatu kewajiban bagi organisasi (membantu), didukung civil society, kita support ini," tuturnya.

Bahkan, berdasarkan data pada 30 April 2021, terdapat 43 dokter gigi yang gugur. Selain itu, per 17 Juli 2021, 545 dokter juga tumbang. Serta lebih dari 445 perawat, 223 bidan, 42 apoteker, dan 25 ahli tenaga medis yang turut gugur saat berjuang melawan COVID-19. Sehingga, total sebanyak 1323 tenaga kesehatan gugur.

KPK Tahan Tiga Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan APD di Kemenkes, Satu Orang Tidak Hadir

"Yang isoman jangan sampai sakitnya lebih parah, termasuk akses untuk obat. Kami mendapatkan antibiotik juga sulit, vitamin pun sulit. Kami berusaha untuk kemudian didukung. Tetapi tentunya kami berharap teman-teman nakes menyampaikan pada kami, sehingga bisa kami support," tutur Adib.

Sebagai dukungan bagi tenaga kesehatan, Adib menyebut pihaknya tengah bekerjasama untuk menjalankan donasi. Tenaga kesehatan yang sedang menjalani isolasi mandiri nanti bisa menghubungi call center 0859106505279, lalu mengisi form yang diberikan tim.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Selanjutnya, tim akan memverifikasi data dan melakukan pencatatan via sistem. Paket bantuan nantinya dikirimkan kepada mereka yang sedang menjalani isolasi mandiri.

Ilustrasi dokter/rumah sakit.

IDI Tegaskan Dokter Tak Boleh Jadi Influencer Sampai Promosikan Produk Kesehatan

Dokter-dokter tersebut membuat konten kreatif hingga akhirnya mempromosikan produk kesehatan maupun kecantikan lewat akun pribadinya.

img_title
VIVA.co.id
18 November 2024