Perhatikan 5 Hal Ini Saat Anak Jalani Isolasi Mandiri

Ilustrasi anak-anak
Sumber :
  • Pexels/ketut subiyanto

VIVA – Anak-anak yang terinfeksi COVID-19 bisa melakukan isolasi mandiri di rumah. Sama seperti orang dewasa, kriteria anak yang bisa melakukan isoman adalah mereka yang terinfeksi dengan derajat ringan dan tanpa gejala (OTG). 

Anggaran Makan Bergizi Gratis Jadi Rp 10.000 Per Anak, Prabowo Beberkan Itung-itungan Pemerintah

Dalam tayangan Hidup Sehat tvOne, dokter spesialis anak, dr. Mutiati, M.Sc., Sp.A, turut memberikan penjelasan bagaimana syarat dan mekanisme anak yang terinfeksi COVID-19 dalam melakukan isolasi mandiri. Berikut di antaranya. 

1. Persiapkan kamar

Lihat Kondisi Anggaran, Prabowo Turunkan Dana Makan Bergizi Gratis Jadi Rp 10.000 Per Anak

Menurut dokter Mutiati, hal pertama yang harus dipersiapkan adalah menyediakan kamar tersendiri untuk anak yang terinfeksi COVID-19. Yang tak kalah penting, ventilasi udaranya juga harus baik. 

2. Orang yang merawat

Resmikan RS, Titiek Soeharto: Kesehatan Ibu yang Baik Akan Lahirkan Generasi Unggul

"Siapa saja yang merawat? Kalau bisa satu orang tidak bergantian. Yang kedua orangtua yang sama-sama positif atau yang negatif tapi tidak punya komorbid, seperti asma, darah tinggi, kencing manis, dan lain-lain. Kemudian, jangan juga yang merawat nenek kakeknya yang sudah tua, karena risikonya lebih tinggi terpapar COVID-19 yang berat," dokter Mutiati. 

3. Kemampuan orangtua

Mutiati menerangkan, jika yang merawat orangtuanya, maka mereka harus mampu mengukur suhu anak dua kali sehari, yaitu pagi dan sore. 

"Yang kedua dengan saturasi oksigen harus diperiksa pagi dan sore. Kemudian gejala apa saja yang timbul tiap harinya, apakah ada perburukan atau membaik," terang dia. 

4. Vitamin

Vitamin yang direkomendasikan oleh dokter anak Indonesia untuk diberikan pada anak yang sedang terinfeksi COVID-19, antara lain vitamin C, D, dan Zinc. 

5. Buat anak jadi nyaman

"Jadi anak juga perlu supaya gembira, tidur cukup dan penuh dengan nutrisi yang baik. Agar anak tidak jenuh saat isoman, orangtua harus kreatif, tiap hari harus punya jadwal anak besok rencananya mau apa. Misalnya pagi-pagi mau menggambar, kemudian sorenya menggunting. Kemudian besok paginya ada aktivitas-aktivitas yang bisa dilakukan, itu kalau di kamar," kata dia. 

"Tapi kalau serumah, malah lebih banyak lagi. Anak bisa kita ajak masak, main air. Karena anak paling suka itu main air, main tebak-tebakan, dan yang penting ada temannya. Jadi, orangtua harus menyediakan waktu," tutur dr. Mutiati.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya