Hati-hati, Klaster Keluarga Jadi Penularan COVID-19 Paling Tinggi
- Times of India
VIVA – Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Sonny Harry B. Harmadi, mengatakan, klaster keluarga merupakan penyumbang penularan COVID-19 tertinggi di Indonesia.Â
Menurut dia, tingkat kepatuhan yang rendah terhadap protokol kesehatan di antara anggota keluarga, turut menjadi penyebabnya.Â
"Yang pertama adalah klaster keluarga. Kita tahu bahwa cukup banyak klaster keluarga muncul sekarang. Apalagi di keluarga itu kan paling sulit menerapkan protokol kesehatan 3M," ujarnya dalam program Hidup Sehat tvOne, Senin 26 Juli 2021.Â
Selain tidak patuh pada protokol kesehatan, Sonny menyebut, berlibur saat Lebaran kemarin dan curi-curi mudik yang dilakukan oleh keluarga, turut berkontribusi mengapa penularan COVID-19 di klaster keluarga menjadi yang tertinggi.Â
"Di rumah sakit Wisma Atlet didominasi oleh klaster keluarga. Dan bahkan sekarang, penularannya semakin banyak di klaster keluarga," kata dia.Â
Selain klaster keluarga, klaster perkantoran juga menjadi penyumbang tertinggi kedua penularan COVID-19 di Indonesia.Â
"Hampir 33 persen bahkan dari total pasien di rumah sakit Wisma Atlet itu adalah, mereka yang tertular di kantor. Kemudian paling tidak seperempatnya mengaku bahwa mereka tertular di kantor," tuturnya.Â
Sonny menerangkan, ada beberapa kemungkinan yang membuat orang-orang tertular di kantor. Bisa selama perjalanan menuju kantor atau perjalanan dari kantor ke rumah.Â
"Ada beberapa risiko, misalkan pada tempat dengan ventilasi dan sirkulasi udara yang buruk, itu akan mempermudah penularan. Kemudian ruangan yang sempit yang sulit untuk menjaga jarak. Ketika close contact setting terjadi, mereka saling berdekatan, lalu terjadi percakapan, nah itu sangat mudah terjadi penularan," terang dia.Â
Kemudian, tempat yang juga berisiko tinggi terjadi penularan COVID-19 adalah di transportasi umum. Sonny memahami betul bahwa sangat sulit menjaga jarak aman di dalam transportasi umum, sehingga penularan tidak dapat dihindari.Â
"Kemudian satu lagi yang berisiko tinggi adalah ketika makan di restoran. Karena risiko ketika membuka masker ketika makan, akan menjadi besar. Makanya sebaiknya, ketika nanti sudah bisa makan di restoran, ketika makan jangan bicara, ketika bicara harus menggunakan masker," saran Sonny Harry B. Harmadi.