Ternyata Ini Penyebab Saturasi Oksigen Menurun saat Isoman
- pixabay
VIVA – Salah satu hal yang harus diperhatikan pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah adalah memastikan saturasi oksigennya dalam keadaan normal. Yaitu antara 95-100 persen atau tidak berada di bawah 94 persen.
Jika saturasi pasien yang bersangkutan berada pada angka di bawah 94 persen, artinya terjadi penurunan saturasi oksigen atau happy hypoxia. Sehingga, orang tersebut sudah membutuhkan perawatan dokter atau harus dibawa ke rumah sakit.
Dokter spesialis paru, dr. Erlina Burhan mengingatkan, orang-orang yang menjalani isolasi mandiri adalah pasien COVID-19 yang tidak bergejala (OTG) atau hanya bergejala ringan.
"Tapi jangan gejalanya yang sesak. Karena yang sesak itu artinya butuh oksigen. Jadi, kalau orang yang sesak terus dipertahankan itu akan memburuk," ujarnya saat webinar VIVA Talk yang digelar VIVA.co.id, Rabu, 21 Juli 2021.
Dokter Erlina menambahkan, sesak napas terjadi karena peradangan pada paru-paru cukup luas. Dan ini akan terus meluas, sehingga walaupun diberi oksigen, sebagian paru-parunya sudah tidak dapat bekerja lagi untuk menghirup oksigen.
"Jadi inilah yang menyebabkan kenapa saturasinya terus turun," sambung dia.
Erlina turut mengingatkan, pemberian oksigen saat isolasi mandiri di rumah ada batasannya.
"Kalau lebih dari 5 liter, dia enggak masuk ke saluran napas lagi tapi terbuang ke udara bebas. Jadi memang pemberian oksigen di rumah itu sifatnya sementara. Sementara menunggu perawatan karena memang butuh pengobatan, butuh obat-obat suportif dan juga pemberian oksigen dalam cara lain," kata dia.
"Kalau di rumah dengan kanula hidung saja. Tapi kalau di rumah sakit ada beberapa device untuk memasukkan oksigen," terang dr. Erlina Burhan.